REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mengamankan sebanyak 4,46 ton sabu sepanjang 2018. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2017.

Berdasarkan data dari Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, peningkatan jumlah sitaan sabu setinggi 65,80 persen. Pada 2017, jumlah sabu yang disita sebanyak 2,69 ton. 

Peningkatan ini, menurut Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Eko Daniyanto, lantaran polisi melakukan pengungkapan jumlah besar di tahun 2018.

"Kasus tersebut misalnya pada tanggal 20 Februari 2018 Dittipidnarkoba Bareskrim Polri mengungkap jaringan sindikat peredaran Narkoba Internasional di Peraian Anambas, Kepulauan Riau dengan barang bukti 1,622 Ton," kata Eko, Selasa (1/1). Ada empat tersangka di kasus itu, yakni Chen Hui, Chen Yi, Chen Mai Seng, Yao Yun Fa. 

Menurut Eko, Sabu masih menjadi target penjualan utama narkotika. Sabu juga menjadi jenis narkotika terbanyak kedua, setelah ganja yang diamankan polisi. Pada 2018, 33,7 ton ganja disita polisi dan 32,5 hektare ladang ganja dimusnahkan. Ganja tersebut mayoritas berasal dari Aceh. 

Sementara untuk jenis narkotika ekstasi, sebanyak 1.017. 055 butir ekstasi disita pada tahun 2018. Terjadi penurunan sebanyak 63,45 persen dibanding tahun sebelumnya, di mana polisi menyita sebanyak 2.782.650 butir sabu. 

Pada 2018, polisi juga mengamankan sebanyak 1.418, 59 gram heroin. Jumlah ini meningkat 594,13 persen dibanding tahun 2017. Tahun sebelumnya, polisi hanya menyita sebanyak 204,37 gram. 

Selain itu, polisi juga mengamankan beberapa jenis narkotika lainnya di tahun 2018. Sebanyak 7.293,34 gram heroin diamankan. Narkotika jenis Hashish yang terbilang baru di Indonesia juga diamankan polisi sebanyak 2.494,14 gram. Lalu tembakau gorilla juga masih ditemui sebanyak 4.428 gram, dan ketamine disita sebanuak 14.234 gram. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika