Selasa 01 Jan 2019 15:11 WIB

3 Km dari Puncak Merapi Masih Tertutup dari Aktivitas Warga

Penutupan karena aktivitas vulkanik Gunung Merapi sejak Desember lalu.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ratna Puspita
Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Kali Talang, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Kali Talang, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, MUNGKID -- Radius tiga kilometer dari puncak gunung Merapi masih tertutup, baik oleh aktivitas warga maupun aktivitas pendakian. Penutupan karena aktivitas vulkanik gunung berapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta ini.

Berdasarkan laporan kondisi aktivitas gunung Merapi yang dirilis oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, aktivitas gunung Merapi sampai dengan Selasa (1/1) hari ini masih dalam status Waspada (level II). Pertumbuhan kubah lava Merapi yang dipantau periode 5 Desember 2018 hingga 27 Desember 2018, yakni 389 ribu meter kubik.

Artinya, fase erupsi efusif berupa pertumbuhan kubah lava masih berlangsung dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 2.300 meter kubik per hari."Kendati begitu, posisi kubah lava Merapi hingga saat ini terpantau masih stabil," kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Magelang, Gunawan Imam Surono dalam laporannya.

Radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi tertutup dari aktivitas warga menyusul masih adanya ancaman lontaran pasir, kerikil, maupun batu yang berpotensi terjadi apabila terjadi letusan. Mengacu rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), penduduk yang berada di Kawasan Rawan bencana (KRB) III juga diimbau untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.

“Sehubungan dengan aktivitas gunung Merapi tersebut, warga yang berada di dalam KRB III diimbau untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan, selama melakukan aktivitas,” tambah Gunawan.

Masih terkait dengan aktivitas gunung Merapi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta agar jalur-jalur evakuasi, hususnya yang berada di wilayah Kabupaten Klaten, segera dibenahi. Orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah ini mengaku, beberapa jalur evakuasi kondisinya seudah semakin memprihatinkan sebagai dampak operasional kendaraan berat (truk) pengangkut pasir (galian C) gunung Merapi.

Sejumlah jalur evakuasi kondisinya menjadi rusak akibat dilalui oleh truk yang melintas dari galian C tersebut. “Saya terus memantau bersama dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah, dan persoalan jalur evakuasi ini sangat disayangkan,” tegasnya.

Sebab, kata gubernur, jalur evakuasi ini menjadi bagian dari mitigasi bencana vulkanologi di Merapi. “Jalur evakuasi akan mendukung upaya mobilisasi warga untuk menjangkau kawasan aman dari bencana,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement