REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Puluhan umat Muslim yang tergabung dari beberapa organisasi masyarakat (ormas) di Kota Padang membatalkan rencana dakwah keliling di malam pergantian tahun. Para jamaah yang sudah berkumpul sejak ba'da Isya di Masjid Palinggam, Padang Selatan tersebut terpaksa membatalkan program dakwah keliling setelah pihak kepolisian mencoba melakukan koordinasi.
Padahal sejak awal, koordinator lapangan dakwah keliling Lucky Abdul Hayyi menegaskan bahwa apa yang akan mereka lakukan bukan sweeping. Namun, lebih mengingatkan muda-mudi yang untuk tidak bermaksiat di malam tahun baru.
Meski batal melakukan dakwah keliling, Lucky percaya, kepolisian optimal menjalankan tugasnya dalam menjaga ketertiban dan keamanan. Khususnya, di pusat-pusat keramaian yang dipadati warga Padang yang merayakan pergantian tahun.
"Kami tidak ada sweeping, karena sudah dihalangi tadi kayak seperti itu kan, itu hak kepolisian. Tapi kalau ada maksiat terjadi di Kota Padang ini, di pinggir pantai yang jadi targetkan itu, pak Polisi yang nanggung sendiri," kata Abdul Hayyi setelah melakukan koordinasi dengan kepolisian, Selasa (1/1) dini hari.
Semula, Abdul Hayyi menjelaskan, rute dakwah keliling akan melalui pusat keramaian warga yang merayakan tahun baru. Yakni sepanjang Pantai Padang menuju Masjid Raya Sumatra Barat.
Kegiatan ini pun, sebetulnya sudah rutin dilakukan setiap tahun. Namun, kali ini, ormas Islam memilih membatalkan acara dakwah keliling dan mempercayakan sepenuhnya pengamanan malam pergantian tahun kepada polisi.
"Dulu pernah kan ketahuan ada perempuan di batu-batu itu (tepi Pantai Padang) berbuat maksiat. Kan kasihan jauh-jauh ke Padang malah begitu," ujar Abdul Hayyi.
Namun, batalnya kegiatan dakwah keliling tadi tak menyurutkan semangat ormas Islam di Padang untuk menutup tempat hiburan malam yang dianggap memberi ruang bagi kemaksiatan. Apalagi menurut catatan mereka, sebagian besar tempat hiburan malam di Kota Padang tidak memiliki izin resmi.
Sebetulnya, kabar mengenai aksi dakwah keliling sudah tersebar sejak Senin (31/12) malam di kalangan masyarakat. Bahkan kepolisian sempat menutup Jalan Niaga di kawasan Pondok yang dikenal dengan hiburan malamnya.
Meski sempat diisukan bahwa lokasi tersebut menjadi sasaran dakwah keliling oleh ormas Islam, kepolisian menepis dugaan itu. Satpol PP Padang pun menolak anggapan bahwa penutupan Jalan Niaga karena adanya isu sweeping yang dilakukan ormas.
"Ini hanya kemacetan lalu lintas biasa, kemudian kita datang kita urai. Kemudian rekan-rekan bisa lihat sendiri sudah lancar sendiri. Yang pasti memang padat arus lalu lintas, parkir kurang beraturan setelah diatur sama rekan-rekan (personel) kita kemudian sudah lancar lagi," kata Waka Polresta Padang AKBP Kobul Syahrin Ritonga.