REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Polisi Dedi Prasetyo menegaskan bahwa tidak boleh ada aksi sweeping dalam malam pergantian tahun. Menurut dia, di sejumlah daerah, termasuk di DKI Jakarta, ada imbauan dari gubernur yang meminta masyarakat agar tidak merayakan tahun baru secara berlebihan.
"Jangan sampai surat edaran itu dimanfaatkan golongan tertentu untuk melakukan aksi sweeping dengan membubarkan sebagian masyarakat yang ingin merayakan malam pergantian tahun," kata Dedi, Senin (31/12).
Ia menyebutkan setidaknya ada 1.904 lokasi di seluruh Indonesia yang akan dijadikan tempat merayakan malam pergantian tahun. Polisi pun berjaga mengamankan sejumlah lokasi tersebut. Terlebih pada malam pergantian tahun, umat kristiani akan melaksanakan ibadah.
"Ada sejumlah objek yang jadi prioritas pengamanan Polri. Selain itu, pada tanggal 31 (Desember 2018) 'kan ada kegiatan umat kristiani, itu juga menjadi fokus pengamanan aparat," katanya.
Densus 88 Antiteror juga bekerja semaksimal mungkin untuk mengantisipasi kemungkinan ancaman terorisme. "Densus bekerja semaksimal mungkin, fokusnya seperti di Bali, Jakarta, dan beberapa daerah di Jawa," katanya.
Menurut dia, Polri/TNI serta sejumlah instansi terkait menjamin keamanan di seluruh Indonesia dalam malam pergantian tahun hingga liburan tahun baru 1 Januari 2019.