Senin 31 Dec 2018 09:35 WIB

Tim Kesehatan MDMC Layani Korban Tsunami Selat Sunda

Tim juga menyediakan obat-obatan bagi warga terdampak

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Gita Amanda
Salah satu warga terdampak mendatangi posko kesehatan. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Ijal Rosikhul Ilmi
Salah satu warga terdampak mendatangi posko kesehatan. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama Tim Kesehatan dari Disaster Medical Committee (DMC) RS Islam Jakarta Cempaka Putih memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdampak tsunami Selat Sunda di Posko Kementerian Sosial (Kemensos).

Tim medis ini berjumlah tujuh orang yang terdiri dari satu dokter, empat perawat dan dua tenaga farmasi dipimpin oleh Dokter Syilvianti. Tim medis bertugas melayani pemeriksaan kesehatan bagi warga terdampak yang mengungsi di lapangan futsal tersebut dari tanggal 24 – 30 Desember 2018. 

“Kami bertugas sampai tanggal 30 Desember dan nanti akan digantikan tim dari RSI Muhammadiyah Kendal,” kata Dokter Syilvianti.

Selain pemeriksaan kesehatan, tim juga menyediakan obat-obatan bagi warga terdampak. Selama tujuh hari di pengungsian, umumnya warga mengeluhkan gangguan ISPA, gatal-gatal, demam dan ada pula hipertensi. Warga juga mendapat pendampingan psikososial dari berbagai organisasi dan lembaga yang melaksanakan tugas bergantian. 

Kementerian Sosial Republik Indonesia membuka sebuah posko pengungsian bagi warga terdampak tsunami Selat Sunda di lapangan futsal di Desa Rantaceureup, Kecamatan Labuhan, Pandeglang, Banten. Posko ini menampung warga desa di pesisir pantai sekitar Labuhan yang terdampak tsunami pada tanggal 22 Desember silam.

Warga terdampak yang mengungsi di posko ini berjumlah sekitar 552 orang. Sebagian besar warga terdampak langsung tsunami, namun ada juga warga yang mengungsi karena takut dampak cuaca di pesisir pantai yang akhir-akhir ini memang buruk.

Seperti yang dialami oleh Isa (32 tahun) asal Kampung Baru, Labuhan, dia mengungsi karena takut cuaca buruk yang tak menentu melanda kampungnya. Bersama keempat anaknya, bahkan yang bungsu baru berumur lima hari, Isa mengungsi karena kondisi rumahnya mengkhawatirkan saat terjadi angin ribut yang beberapa kali melanda kampungnya.

"Saya terpaksa mengungsi karena cuaca buruk di kampung kami. Rumah kami hanya terbuat dari papan yang sempat lepas saat terjadi angin ribut beberapa hari lalu, sementara saya punya anak kecil umur lima hari. Saya merasa lebih aman di sini," katanya.

Di posko pengungsian tersebut Isa dan warga terdampak lainnya mendapat layanan kesehatan dari tim Disaster Medic Committee (DMC) Rumah Sakit Islam (RSI) Jakarta, Cempaka Putih yang tergabung dalam tim kesehatan MDMC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement