Ahad 30 Dec 2018 18:33 WIB

Saat 300 Ribu Umat Islam Tumpah di Kota Solo

Acara haul Habib Ali dihadiri sekitar 300 ribu umat dari dalam dan luar negeri

Ratusan ribu umat Islam yang hadir di Haul Habib Ali, Ahad (30/12).
Foto: Abdullah Sammy/Republika
Ratusan ribu umat Islam yang hadir di Haul Habib Ali, Ahad (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Abdullah Sammy

Sekitar 300 ribu umat menghadiri haul tahunan dari pencipta kitab maulid Simtud Durar, Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi. Rangkaian acara haul ini dimulai pada Rabu (26/12) dan berakhir pada Ahad (30/12) di Masjid Riyadh, Pasar Kliwon Solo.

Pada Rabu (26/12) hingga Jumat (28/12), acara diisi dengan kajian keilmuan atau rauhah. Puncak haul berisi pembacaan kisah hidup Habib Ali yang dilaksanakan Sabtu (29/12). Rangkaian kegiatan haul ini kemudian ditutup dengan pembacaan maulid yang disela ceramah dari Habib Tohir Alkaf, Ahad (30/12). Maulid penutup rangkaian haul dipimpin oleh Habib Hasan bin Anis Al Habsyi yang tak lain merupakan cicit langsung dari Habib Ali.

photo
Habib Hasan bin Anis Al Habsyi memimpin pembacaan maulid, Ahad (30/12).
Ratusan ribu umat umat larut dalam gema tahlil, tahmid, dan takbir. Solawat pun tak hentinya dilantunkan. Habib Tohir Alkaf yang menyampaikan ceramah di sela maulid, mengutarakan pentingnya untuk memperkuat kembali tali keimanan kepada Allah dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.

Menurutnya, di tengah beragam cobaan yang menguji bangsa Indonesia maka tak ada pihak yang bisa menolong selain Allah. Habib Tohir mengatakan, dengan mencontoh jalan hidup Rasul dan walinya seperti Habib Ali, maka keberkahan akan menyertai umat.

"Di saat bangsa yang sedang diuji dengan cobaan dan bencana maka satu-satunya yang bisa menolong adalah Allah. Kecintaan kita kepada Rasul dan Habib Ali yang akan membawa kita semakin dekat kepada Allah, " ujar Habib Tohir, Ahad (30/12).

Habib Tohir mengajak umat berdoa demi keselamatan bangsa. Dia juga mengajak ratusan ribu umat agar mendoakan ulama dari godaan duniawi. "Doakan ulama agar kuat dalam menghadapi godaan harta dan jabatan," ucap Habib Tohir yang diamini ratusan ribu umat.

Habib Tohir juga megajak umat untuk meneladani Habib Ali yang selama hidupnya selalu memajukan majelis ilmu dan dekat kepada kaum dhuafa. Menurutnya jalan hidup Habib Ali yang mencontoh datuknya, Nabi Muhammad, adalah jalan yang wajib untuk diikuti. "Jangan kota keluar dari thoriqoh yang lurus yang sudah diwariskan Habib Ali," ujar Habib Tohir.

photo
Habib Tohir Alkaf saat menyampaikan tausiahnya.

Selain tausiyah dari Habib Tohir, rangkaian acara haul di Kota Solo ini juga diisi ceramah dari ulama asal Hadramaut, Yaman, Habib Tohir Al Hadar. Habib Tohir Al Hadar mengisahkan sejumlah cerita tentang hidup Habib Ali yang penuh dengan ahlak.

Dia berkisah, pada suatu hari, Habib Ali pernah kedatangan seorang yang hendak meminta bantuan uang demi keperluan pernikahannya. Namun sang Habib rupanya sedang tak memiliki uang.

Karena ahlak yang luhur, Habib Ali tak lantas menolak ketika diminta bantuan meski dia sendiri sedang tak memilikinya. Habib Ali lantas mempersilakan orang dhufa ini untuk mengambil barang berharganya untuk dijual oleh si dhuafa.

"Rasa cinta yang tinggi Habib Ali kepada kaim dhuafa ini adalah contoh bagi kita semua. Ahlaknya tidak memandang siapapun orangnya," kata Habib Tohir Al Hadar.

Rangkaian acara haul Habib Ali ditutup dengan doa maulid yang dipimpin sang cicit, Habib Hasan. Usai pembacaan doa ini ratusan ribu umat kemudian disajikan makanan khas oleh keluarga Habib Ali. Total ada sekitar 280 ekor daging kambing yang disiapkan untuk ratusan ribu umat yang hadir dari berbagai wilayah di Nusantara dan mancanegara.

Sejumlah tokoh tak ketinggalan hadir dalam haul Habib Ali yang ke-107. Salah satu dari hadirin itu adalah Sandiaga Uno.

Kepada sejumlah wartawan, Sandi mengaku baru pertama kali hadir di haul Habib Ali. Sandi yang kedatangannya disambut oleh ratusan ribu umat itu mengaku takjub dengan rangkaian acara yang menurutnya sangat menginspirasi ini.

Menurutnya, dengan rangkaian acara haul ini tak hanya berpengaruh dari sisi religi, tapi mampu memutar roda ekonomi. "Berkah Habib Ali lewat acara haulnya, kita melihat bagaimana sektor UMKM bisa berputar selama acara haul ini. Hotel-hotel pun penuh," ujar Sandi merujuk dampak ekonomi yang dihasilkan dari acara religi yang telah menjadi agenda resmi pemerintah kota Solo itu.

 
photo
Banser GP Ansor Surakarta yang membantu pengamanan haul Habib Ali, Ahad (30/12).
Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi lahir di Kota Qasam, Hadramaut, Jumat 17 November 1843. Habib Ali menjadi salah satu ulama Islam abad modern yang paling berpengaruh. Ini tak terlepas karya kitab maulid yang ditulisnya, Maulid Simtud Durar.

Dia menciptakan kitab maulid pada usia 68 tahun, tepatnya pada 26 Shafar 1327 hijriyah. Inti dari kitab Simtud Durar mengisahkan perjalanan hidup Rasulullah yang penuh kedamaian dan sopan santun.

Di pengujung kehidupannya, pada usia 74 tahun, penglihatan Habib Ali mulai kabur hingga kesehatannya terus menurun. Ia pun meninggal pada Ahad 20 Rabiul Tsani 1333 H.

Hingga 107 tahun setelah wafatnya Alhabib Ali, bacaan maulid Simtud Durar terus digemakan jutaan umat muslim dunia, khususnya di Eropa, Afrika, hingga Indonesia. Sekalipun hingga wafat tetap bermukim di Hadramaut, Habib Ali nyatanya punya keterkaitan erat dengan Indonesia.

Sebab, dua dari lima putra Habib Ali memutuskan hijrah ke Solo guna menyebarkan karya dan perjuangan sang ayah. Kedua putra Habib Ali itu adalah Habib Ahmad dan Habib Alwi bin Ali al-Habsyi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement