Ahad 30 Dec 2018 13:55 WIB

Hotel Pandeglang Kehilangan Pengunjung Hingga 100 Persen

Hotel tetap beroperasi namun dengan jumlah pegawai yang tidak sebanyak biasanya.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Friska Yolanda
Pascabencana, Hotel dan restoran di pantai barat Banten kehilangan pengunjung hingga 100 persen, Ahad (30/12).
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Pascabencana, Hotel dan restoran di pantai barat Banten kehilangan pengunjung hingga 100 persen, Ahad (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Gelombang tsunami yang menerjang Banten pada Sabtu (22/12) lalu menghilangkan minat warga menghabiskan akhir tahun di pantai Selat Sunda. Pengelola hotel di wilayah itu menyatakan pengurangan pengunjung hotel di wilayah barat provinsi tersebut mencapai 100 persen.

Salah satu pengelola hotel di Pantai Carita, Sukatno mengatakan, seluruh tamu di hotelnya membatalkan pemesanan kamar setelah mendengar kabar tsunami Banten. "Tamu untuk liburan Natal dan Tahun Baru, 100 persen cancel," katanya saat ditemui Republika.co.id, Ahad (30/12).

Sukatno mengatakan, pihak hotel bahkan harus mengembalikan uang reservasi yang diminta pengunjung hotel ketika membatalkan pemesanannya.

Meski pantai Carita merupakan salah satu wilayah yang dihajar tsunami, ia menyatakan hotelnya tidak rusak akibat kejadian itu. "Hotel ini letaknya tidak di bibir pantai persis, terhalang sama hotel di depan, jadi tidak kena," ujarnya.

Kendati seluruh tamunya hilang, ia tetap membuka hotelnya dengan penyesuaian sumber daya. Hal itu dilakukan, jika sewaktu-waktu terdapat pengunjung hotel yang datang.

photo
Hotel di Pantai Carita sepi pengunjung akhir tahun. Warga masih trauma dengan bencana tsunami yang terjadi pada 22 Desember lalu.

"Kebetulan tempat ini juga jadi posko tanggap bencana Polda Banten, jadi kami tetap buka," ucapnya.

Hal Senada disampaikan pengelola hotel di Anyer, Exberg Kaary. Ia mengatakan, tsunami turut berdampak pada jumlah pengunjung hotelnya.

Kini, hotel tempat dirinya bekerja di kabupaten Serang ikut terimbas merosotnya jumlah tamu pada liburan tahun baru. Padahal, lokasi hotelnya jauh dari pantai.

Menurutnya, hotel-hotel di sepanjang Anyer sampai Cinangka pada tahun sebelumnya terisi sekitar 75 hingga 100 persen mulai malam Natal dan malam tahun baru. "Sekarang setelah tsunami semua hotel Anyer-Cinangka sepi bahkan ada beberapa hotel yang meliburkan beberapa karyawannya," katanya.

Pengelola hotel lain di Anyer, Hariyanto mengatakan, setelah tsunami menerjang, sekitar 80 persen tamu membatalkan reservasinya pada tanggal 23-31 Desember. "Untuk wilayah Anyer sendiri hotel-hotel masih aman dan tidak ada kerusakan seperti ditempat lain," kata dia.

Meski demikian, ia menyatakan hotel di tempatnya bekerja masih beroperasi walaupun ada penyesuaian jumlah karyawan seiring dengan sepinya pengunjung. "Kami tetap buka dengan staf minimal, ini kami lakukan untuk tetap menjaga properti yang ada sambil melihat situasi," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement