REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Eropa memutuskan untuk memberikan bantuan kemanusiaan sebesar 80 ribu euro atau sekitar Rp 1,3 miliar untuk korban dan masyarakat yang terdampak bencana tsunami yang menghantam pesisir Selat Sunda pada Sabtu (22/12).
Berdasarkan keterangan pers Uni Eropa di Jakarta, Ahad (30/12), dana kemanusiaan yang disalurkan pada Desember ini merupakan tambahan dari bantuan Uni Eropa untuk mengatasi bencana alam yang melanda Indonesia dalam kurun waktu enam bulan terakhir, yakni 650 ribu euro untuk bantuan kemanusiaan pascagempa Lombok dan 1,5 juta euro bantuan darurat untuk korban gempa Sulawesi Tengah.
Dana tambahan Rp 1,3 miliar tersebut utamanya akan disalurkan untuk membantu masyarakat yang terdampak tsunami yang menghantam pesisir Selat Sunda di Provinsi Banten dan Lampung, pada 22 Desember 2018 yang mengakibatkan sedikitnya 425 orang meninggal serta kerusakan infrastruktur yang luas.
Dana tersebut juga akan digunakan untuk mendukung upaya tanggap darurat Palang Merah Indonesia (PMI), seperti dalam pengadaan air bersih, selimut, tenda, pelayanan medis dan kesehatan, serta untuk membantu menciptakan kembali mata pencaharian masyarakat yang hilang.
Uni Eropa melalui Departemen Operasi Perlindungan Sipil dan Bantuan Kemanusiaan (ECHO) juga telah mengirim ahli bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terdampak tsunami Selat Sunda untuk mengkaji berbagai kebutuhan darurat yang diperlukan.
Layanan pemetaan dari satelit Copernicus Uni Eropa juga telah diaktivasi untuk mengkaji kerusakan akibat tsunami di area pesisir Selat Sunda.
Sebelumya, Uni Eropa telah memberikan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat di Lombok yang terdampak gempa besar yang menewaskan lebih dari 500 orang dan kerusakan infrastruktur pada Juli 2018.
Uni Eropa juga mengirim bantuan kemanusiaan bagi masyarakat yang terdampak gempa bumi serta tsunami di Sulawesi Tengah pada September 2018 yang menyebabkan lebih dari 2.100 orang meninggal dan kerusakan infrastruktur yang parah.