Sabtu 29 Dec 2018 02:10 WIB

Nasib Badak Jawa Terakhir Hadapi Anak Gunung Krakatau

Ada 67 ekor badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon yang terancam punah.

Rep: Novita Intan/ Red: Andi Nur Aminah
Badak Jawa
Foto: WWF Indonesia
Badak Jawa

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Erupsi Gunung Anak Krakatu menyebabkan tsunami di Selat Sunda pada Sabtu (22/12). Kejadian ini turut melenyapkan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon di Kabupaten Pandeglang, Banten.

Bencana tersebut menewaskan ratusan korban akibat terjangan tsunami. Bahkan, dua petugas taman nasional menjadi korban meninggal. Mereka terbawa arus dari sejumlah bangunan kantor dan kapal milik taman nasional yang juga hancur.

Meski demikian, gelombang tersebut tak menyeret serta badak jawa yang terancam punah dan saat ini tersisa 67 ekor. Badak jawa ini merupakan badak paling terancam dari spesies badak di dunia dan terdaftar sangat terancam punah. "Kami yakin badak ini dalam keadaan aman karena ombak datang dari pantai utara. Keberadaan badak yang sering main ke pantai utara tidak terlalu banyak. Mereka lebih banyak main di pantai selatan, daerah konsentrasinya di pantai selatan," ungkap Kepala Taman Nasional Ujung Kulon, Mamat Rahmat, seperti dilansir dari laman BBC News, Sabtu (29/12).

Menurut Mamat, tsunami tersebut meratakan vegetasi hingga 100 meter dari bibir pantai di Citelang, Jamang, dan Tanjung Alang-Alang. "Memang vegetasinya rusak, tapi kalau satwa biasanya ketika ada gemuruh dia akan langsung melarikan diri, (mencari tempat yang) lebih aman ke dalam (hutan). Jadi saya yakini badak aman," ucapnya.

Penyisiran pantai, diakuinya, telah dilakukan untuk memastikan tak ada badak jawa yang menjadi korban. Namun, ia belum dapat mengambil video dari kamera-kamera yang terpasang di sejumlah titik di pesisir pantai untuk memastikan keberadaan badak-badak tersebut kini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement