Jumat 28 Dec 2018 16:57 WIB

Tim Minta Proyek Penyebab Jalan Ambles Diuruk

Lubang galian basement memicu air tanah yang mengakibatkan jalan raya Gubeng longsor

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Warga berkendara di bekas lokasi jalan ambles di Jalan Raya Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (28/12/2018).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Warga berkendara di bekas lokasi jalan ambles di Jalan Raya Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (28/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim Mitigasi Kelongsoran Jalan Raya Gubeng dari Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) VIII rupanya menemukan sisi-sisi lain di sekitar proyek yang turut terkena dampak amblesnya jalan. Humas BBPJN VIII Wahyu P Kuswanda mengatakan, berdasarkan hasil investigasi, Tim Mitigasi mendapati, longsornya Jalan Raya Gubeng sebab pastinya akibat dinding penahan lubang galian proyek basement yang bocor karena air di dalam tanah.

"Lubang galian basement memicu air tanah ke sana dan akibat dinding tanah bocor jadi ada aliran masuk ke dalam galian. Terjadi penurunan muka air tanah," katanya saat ditemui di lokasi, Jumat (28/12).

Wahyu menjelaskan, adanya penurunan pada muka air tanah tersebut mengakibatkan tanah mengalami deformasi atau pergerakan. Pergerakan itu yang membuat tanah amblas, bisa secara vertical atau horizontal seperti yang terjadi di Jalan Raya Gubeng.

"Kalau tanahnya mengalami deformasi maka bangunan di atasnya akan mengalami kerusakan," ujarnya.

Sebelumnya, Tim ahli bangunan dari pihak Pemkot menyebutkan, kerusakan yang terjadi bersifat lokal dan tidak merambat, karena jalan yang rusak masih berada di sisi timur dari lubang galian basement. Namun hal itu dibantah oleh Wahyu.

Logikanya, lanjut Wahyu, kondisi tanah di dalam galian itu sama, baik di bagian barat, maupun bagian timur. Begitupun desain dinding penahan tanah yang menurutnya sama. "Berarti kalau terhadap di sebelah timur terjadi, ya hanya belum terjadi saja di sisi lainnya," katanya.

Maka dari itu, lanjut Wahyu, BBPJN VIII merekomendasikan agar lubang galian proyek basement tersebut diuruk kembali. Rekomendasi itu diperkuat oleh dukungan Komite Keselamatan Konstruksi dan ditandatangani oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Mochamad Basoeki Hadimujono. Hasil rekomendasi itu dilakukan agar kerusakan tanah dan bangunan tidak merambat ke sisi lainnya.

"Untuk itu maka tim mitigasi merekomendasikan galian basement diuruk kembali seperti semula agar dampak dari rumah di sisi galian itu tidak semakin meluas," katanya.

Menyikapi rekomendasi tersebut, Wakil Koordinator PT NKE Demi Bastria mengatakan, lubang tersebut akan segera ditutup. "Nanti kita akan timbun basement, kami sedang koordinasi dengan pihak terkait semoga diizinkan untuk segera kami bisa menimbun agar tidak terlalu lama basement yang masih kosong ini," ujarnya.

Demi mengatakan, pihaknya akan mengikuti rekomendasi yang telah diberikan oleh Tim Mitigasi termasuk pada rincian-rincian pengurukan tanah tersebut. Semua proses penimbunan, kata dia akan sesuai dengan elevasi yang sudah direkomendasikan oleh Menteri PUPR.

"Berdasarkan surat itu kita akan timbun elevasinya kira-kira minus 2 atau minus 1 dari badan jalan," ujarnya.

Penimbunan itu pun, lanjut Demi, diusahakan akan dilakukan sesegera mungkin. Demi menargetkan pengurukan mulai dilakukan Ahad (30/12).  "Untuk sirtu kita datangkan dari Ngoro sama seperti yang untuk nguruk jalan. Kira-kira ada sekitar 30 ribu meter kubik, tapi nanti kita lihat lagi volumenya," katanya.

Terkait kelanjutan proyek galian basement tersebut tersebut, Demi menyatakan hibgga saat ini masih menjadi tanda tanya. PT NKE yang bertugas sebagai pelaksana pun tak dapat memprediksi apakah hasil pekerjaan mereka selama ini akan terhenti.

"Yang penting kita sekarang melakukan rekomendasi dari bapak menteri. Karena kita hanya pihak pelaksana sehingga harus mengikuti rekomendasi," kata Demi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement