REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan anggota DPP Partai Amanat Nasional Agung Mozin mengungkapkan, alasan dirinya dan beberapa rekan lainnya mundur dari PAN tidak terkait surat terbuka dari pendiri partai tersebut kepada Amien Rais. Agung mengaku, dirinya mundur karena tidak cocok dengan gaya kepemimpinan Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum PAN.
Agung mengatakan, Zulkifli Hasan dalam mengelola partai selama ini dianggap tidak mengikuti anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai (AD/ART). Situasi itu juga yang menjadi alasan bagi Nasrullah mundur dari Bendahara Umum meskipun tetap dalam partai, dan Putra Jaya Husin yang memilih menonaktifkan diri dari kepengurusan PAN.
"Kalau pedoman organisasi AD/ART tidak jadi rujukan dalam mengelola partai, maka di sana akan terjadi perbedaan atau gesekan pendapat. Itu terjadi sudah lama, panjang. Kenapa hari ini orang pada mundur ya karena hal itu," ujar Agung saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (28/12).
Mantan Ketua Badan Cyber dan Multimedia PAN itu menilai, kondisi tersebut yang terjadi dalam manajemen PAN di bawah Zulkifli Hasan, meski sudah kerap diingatkan oleh para kader senior. Ia mencontohkan perbedaan pandangan saat pengambilan keputusan mendukung Jokowi di tengah-tengah kepemimpinan Zulkifli. Padahal saat rakernas PAN, sudah disepakati dalam rakernas mendukung Prabowo-Hatta dan masuk dalam koalisi merah putih.
"Kongres kita memutuskan mendukung Prabowo-Hatta waktu itu, artinya kita berada di koalisi merah putih. tapi di tengah jalan tiba-tiba Zulhas mengambil keputusan pindah ke Jokowi. itu tidak melalui Rakernas," ujar Agung.
Karena saat itu pun ia langsung menolak keputusan tersebut, dan meminta agar dilakukan rakernas yang kemudian terjadi perubahan dukungan ke Jokowi. Menurut Agung, Ia sebenarnya tidak mempersoalkan perubahan dukungan PAN semula Prabowo lalu ke Jokowi atau sebaliknya.
Namun, ia mempersoalkan cara pengambilan keputusan pimpinan partai berlambang matahari terbit itu tidak didahului dengan mekanisme yang berlaku. "Belum lagi hal-hal kecil misalmya soal pilkada, kalau soal pilkada, kader-kader kita bisa dikalahkan oleh orang luar, karena apa, ya karena ada hal-hal lain yang mungkin bendahara umum yang bisa jelaskan, belum lagi tata kelola partai," ujar Agung.
Isu mundur para pengurus PAN itu bergejolak di tengah surat terbuka lima pendiri PAN yang mengirim surat terbuka agar Amien Rais mundur dari kepengurusan. Namun, Agung membantah jika isu mundur tersebut berkaitan hal tersebut. Menurutnya, jauh sebelum surat itu muncul, isu pengelolaan partai telah jadi masalah.
"Itu berbeda dengan apa yang terjadi di internal kita, mungkin momentumnya yang membuat berita kita menjadi seperti ini. Tapo inter persoalan intenal kita itu adalah tata kelola partai yang tidak merujuk pada anggaran aturan main partai," katanya.