Jumat 28 Dec 2018 13:29 WIB

ESDM: Aktivitas Anak Gunung Krakatau Bisa Ganggu Penerbangan

ESDM akan terus berkonsultasi dengan navigasi udara.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas menunjuk data rekam seismograf pemantau aktifitas letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Pos Pengamatan GAK Pasauran, Serang, Banten, Kamis (27/12/2018).
Foto: antara/Asep Fathulrahman
Petugas menunjuk data rekam seismograf pemantau aktifitas letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Pos Pengamatan GAK Pasauran, Serang, Banten, Kamis (27/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN-- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, mengatakan, aktivitas Anak Gunung Krakatau yang  aktif bisa menyebabkan gangguan penerbangan.

Namun sejauh ini ketinggian debu vulkanik masih belum sampai mengganggu. Kalaupun sudah cukup luas otoritas akan mengeluarkan  Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA)

"Tapi sejauh ini belum begitu juga pelayaran. Ini kan kalo yang terakhir 1 sampai 2 hari ini ketinggiannya kira-kira 500 sampai 700 meter. Kalau penerbangan melintas itu kan paling kurang 5.000 sampai 10.000 meter," ujarnya pada wartawan di pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi pos pengamatan gunung api krakatau, Serang, Banten, Jumat ( 28/12).

Baca juga,  BMKG Pastikan Longsor Gunung Anak Krakatau Sebabkan Tsunami.

Pihak ESDM masih akan memantau ketinggian Abu vulkanik. Kalaupun abu sudah tinggi, maka otoritasnya akan konsultasi dengan pihak navigasi udara.

"Kami akan lihat ruang udara mau ditutup apa tidak. Seperti Bali, Ngurah Rai kan sempat buka tutup karena abunya sampai ke sana," ucapnya.

Kendati demikian, ia juga adaptasi dari analisa negara-negara lainnya. " Ya pasti, kami juga analisanya terus menerus ya. Ini karena kegeologian sifatnya biasanya global sih, sharing data dengan Australia, jepang," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement