Jumat 28 Dec 2018 04:00 WIB

Kaleidoskop 2018: Wajah Jakarta di Bawah Anies Baswedan

Anies harus rela ditinggal Sandiaga Uno.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melhat beras pecah kulit saat peresmian mesin pengolah beras di Pergudangan Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (20/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melhat beras pecah kulit saat peresmian mesin pengolah beras di Pergudangan Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Mabruroh/Wartawan Republika.co.id

 

Pada tahun ini, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan secara penuh memimpin Ibu Kota DKI Jakarta. Anies mengklaim 31 programnya telah terealisasi satu per satu.

Alhamdulillah, saya mensyukuri bahwa janji-janji kita satu per satu kita tunaikan dan komitmen kami adalah melaksanakan yang menjadi rencana," kata Anies belum lama ini.

Janji-janji Anies  tersebut telah memberikan angin segar dan wajah baru bagi Jakarta. Mulai dari penghentian reklamasi, pembangunan rumah DP 0 rupiah, integrasi bus kecil, OK OCE, hingga penyediaan fasilitas bagi penyandang disabilitas.

"Itulah yang kita kerjakan satu tahun ini dan Insya Allah empat tahun ke depan," kata Anies.

Namun, dalam merealisasikan janji-janji masa kampanyenya ini, Anies nampak pincang karena kekosongan kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta yang dulu diduduki oleh Sandiaga Uno. Kursi tersebut masih kosong sejak Sandi memutuskan meninggalkan Anies dan maju sebagai calon wakil Presiden 2019 mendampingi Prabowo Subianto pada Agustus 2018 lalu.

Sandi resmi mengundurkan diri pada 10 Agustus 2019 lalu. Sejak saat itu hingga di penghujung 2018 ini mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Ri itu masih seorang diri mengurus DKI Jakarta.

Alotnya perebutan kursi Wagub DKI antara PKS dan Gerindra membuat geram banyak pihak. PKS yang sangat getol meminta haknya atas pengganti Sandi harus dari kadernya tidak disambut baik oleh Gerindra.

Gerinda pun tidak kalah ngotot mencalonkan M Taufik sebagai pengganti Sandi. Bahkan Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPRD DKI Prabowo Soenirman sempat mengatakan boleh saja kader PKS mengambil kursi wagub DKI menggantikan Sandiaga Uno, asalkan Anies Baswedan masuk Gerindra.

“Kami keukeuh ya Taufik, dengan catatan tadi, sampai seandainya PKS ngotot, maka kami berharap Anies menjadi kader Gerindra,” ujar Prabowo Soenirman.

PKS menyodorkan sedikitnya enam kandidat yang digadang-gadang mampu mendampingi Anies memimpin Jakarta untuk empat tahun mendatang. Nama-nama yang muncul yakni Ketua DPP PKD Mardani Ali Sera, Nurmansjah Lubis, mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher), mantan Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu, Ketua DPW PKS DKI Ahmad Syakir dan Ketua Fraksi PKS Suhaimi.

Namun kemudian nama-nama kandidat tersebut mengerucut menjadi dua orang. Yakni, Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto yang merupakan seorang pengusaha dan saat ini menjabat sebagai Sekretaris Umum DPW PKS DKI.

Presiden PKS Sohibul Iman mengaku sudah menyerahkan dua nama tersebut kepada Gerinda serta juga diperkenalkan kepada Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi. Meskipun, Gerinda masih belum merelakan dan tetap mengusung Taufiq sebagai wagub.

Panasnya perebutan kursi wagub antara Gerindra dan PKS akhirnya dapat dipadamkan sejenak setelah para pengurus kedua belah pihak melakukan pertemuan pada November lalu. Syaiku dan Agung akhirnya lolos dan menjadi pilihan utama bagi pemilik kursi wagub DKI.

DPD Gerindra DKI dan DPW PKS akan membentuk badan untuk melakukan fit and proper test menguji kelaikan Syaiku dan Agung menjadi wagub DKI. Sayangnya, jika keduanya dinyatakan tidak laik maka membuat Gerindra kembali berpeluang untuk mengajukan calon kembali.

Baca juga: Arcandra: Komitmen Investasi Migas Naik

Baca juga: Prabowo Berjoget Rayakan Natal, TKN: Menunjukkan Keberagaman

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement