Kamis 27 Dec 2018 17:30 WIB

Waketum PAN Akui Mundurnya Pengurus DPP karena Masalah Ini

Sejumlah pengurus DPP PAN mengundurkan diri.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Bara Hasibuan
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Bara Hasibuan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP PAN Bara Hasibuan mengakui ada sejumlah pengurus yang memilih mundur dan nonaktif dari kepengurusan DPP PAN. Menurutnya, alasan mundur sejumlah kader tersebut karena masalah internal manajemen partai.

"Yang pasti soal internal manajemen partai dan Pak Nasrullah sudah katakan juga kan, dia bilang dia kecewa dengan manajemen partai," ujar Bara saat dihubungi wartawan, Kamis (27/12).

Baca Juga

Bara tak mengungkap detail internal manajemen partai yang dipersoalkan sejumlah kader tersebut. Ia hanya mengatakan, sejumlah merasa tidak cocok dengan gaya manajemen di internal PAN saat ini.

Namun demikian, ia menegaskan PAN sampai saat ini masih tetap solid.  "Tapi internal PAN ini tetap solid, tidak ada efeknya terhadap internal partai sendiri. memang ada bendahara umum PAN yang mundur dan beberapa pengurus tapi itu saya pikir partai tetap solid," kata Bara

Ia juga menegaskan mundur atau non aktifnya pengurus tersebut karena karena dukungan PAN di Pilpres 2019. "Bukan soal Pilpres ya, atau sesuatu yang politik. Kayak misalnya dukungan DPW Kalsel atau Riau, walaupun mereka secata terbuka menyatakan pilihan politik berbeda dalam Pilpres tapi mereka tetap di PAN kan," ujarnya.

PAN diterpa isu mundurnya sejumlah pengurus DPP PAN. Mereka antara lain Nasrullah dari Bendahara Umum PAN, dan Agung Mozin dari Ketua Badan Cyber dan Multimedia PAN.

 

Tak hanya dua nama tersebut, ternyata politikus dan pendiri PAN, Putra Jaya Husin telah lebih dahulu nonaktif dari PAN dan Sekretaris Dewan Kehormatan PAN. Putra Jaya mengaku telah mengajukan penonaktifan dirinya dari partai sejak Juli 2018.

"Saya nonaktif sejak Juli 2018, sudah lama dan ini tidak ada kaitannya dengan Pilpres, saya pendukung Prabowo dan saya aktif di BPN (Badan Pemenangan Nasional)," ujar Putra Jaya saat dihubungi Republika, Kamis (27/12).

Menurutnya, alasan ia memilih nonaktif dari kepengurusan partai adalah karena perbedaan pandangan dan gaya kepemimpinan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Salah satunya gaya pengambilan keputusan partai yang dinilai tidak mengedepankan kolektif kolegial.

"Soal cocok dan gaya saja, bawaannya nggak nyaman (dengan kepemimpinan Ketua Umum PAN)," ujar Putra Jaya.

Ia juga menilai, hal itu pula yang mendasari pengurus PAN lainnya, belakangan mundur dari PAN. Terlebih, pengurus yang mundur tersebut ingin fokus di lapangan untuk memenangkan Pemilu Legislatif mendatang.

"Mereka fokus di pileg jadi tidak mau masuk kepengurusan. Selama ini mereka bertahan masih ada yg bisa dikerjakan nah ini sudah di penghujung masa jabatan mereka fokus pileg dan Pilpres daripada jadi beban lebih baik keluar. Kan lebih enteng," ujar Putra Jaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement