Kamis 27 Dec 2018 17:17 WIB

PAN Diterpa Isu Mundurnya Sejumlah Pengurus DPP

Salah satu yang dikabarkan mundur adalah Bendahara Umum PAN Nasrullah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (keempat kanan) bersama Ketua Dewan Pertimbangan PAN Amien Rais (keempat kiri), Ketua Umum Partai Idaman Rhoma Irama (ketiga kanan) dan Sekjen PAN Eddy Soeparno (ketiga kiri) memukul gong sebagai tanda pembukaan Rakernas IV PAN di Jakarta, Kamis (9/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
[ilustrasi] Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (keempat kanan) bersama Ketua Dewan Pertimbangan PAN Amien Rais (keempat kiri), Ketua Umum Partai Idaman Rhoma Irama (ketiga kanan) dan Sekjen PAN Eddy Soeparno (ketiga kiri) memukul gong sebagai tanda pembukaan Rakernas IV PAN di Jakarta, Kamis (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) diterpa isu mundurnya sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN. Mereka antara lain Nasrullah dari Bendahara Umum PAN, dan Agung Mozin dari Ketua Badan Cyber dan Multimedia PAN.

 

Tak hanya dua nama tersebut, ternyata politikus dan pendiri PAN, Putra Jaya Husin telah lebih dahulu nonaktif dari PAN dan Sekretaris Dewan Kehormatan PAN. Putra Jaya mengaku telah mengajukan penonaktifan dirinya dari partai sejak Juli 2018.

"Saya nonaktif sejak Juli 2018, sudah lama dan ini tidak ada kaitannya dengan Pilpres, saya pendukung Prabowo dan saya aktif di BPN (Badan Pemenangan Nasional)," ujar Putra Jaya saat dihubungi Republika, Kamis (27/12).

Menurutnya, alasan ia memilih nonaktif dari kepengurusan partai adalah karena perbedaan pandangan dan gaya kepemimpinan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Salah satunya gaya pengambilan keputusan partai yang dinilai tidak mengedepankan kolektif kolegial.

"Soal cocok dan gaya saja, bawaannya nggak nyaman (dengan kepemimpinan Ketua Umum PAN)," ujar Putra Jaya.

Ia juga menilai, hal itu pula yang mendasari pengurus PAN lainnya, belakangan mundur dari PAN. Terlebih, pengurus yang mundur tersebut ingin fokus di lapangan untuk memenangkan Pemilu Legislatif mendatang.

"Mereka fokus di pileg jadi tidak mau masuk kepengurusan. Selama ini mereka bertahan masih ada yang bisa dikerjakan nah ini sudah di penghujung masa jabatan mereka fokus pileg dan pilpres daripada jadi beban lebih baik keluar. Kan lebih enteng," ujar Putra Jaya.

Namun demikian, Putra Jaya membantah jika mundurnya sejumlah pengurus tersebut karena dukungan pilpres. Ia menegaskan internal PAN solid mendukung Prabowo.

"Nggak, mantap banget kalau soal pilpres. saya di BPN dan Nasrullah di BPN, terus kemudian Pak Agung dan PAN juga rakernas bulat di Rakernas dukung Prabowo," ujarnya.

Ia juga menolak jika penonaktifan dirinya dan mundur dua kader tersebut dikaitkan dengan adanya surat terbuka dari lima tokoh pendiri PAN. Menurutnya, sikap tersebut terkait perbedaan pandangan dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement