Kamis 27 Dec 2018 11:09 WIB

11 Jenazah Korban Tsunami tak Dikenali di RSUD Pandeglang

Sidik jari korban sudah tidak utuh sehingga menyulitkan identifikasi.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Friska Yolanda
Konferensi pers Polda Banten terkait penanganan tsunami, Kamis (27/12).
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Konferensi pers Polda Banten terkait penanganan tsunami, Kamis (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri menyatakan bahwa terdapat 11 jenazah yang belum teridentifikasi. Tidak teridentifikasinya jenazah-jenazah tersebut karena kondisi yang telah rusak.

Sampai saat ini, polisi masih menunggu kerabat yang melaporkan adanya orang hilang kepada petugas di RSUD Berkah, Pandeglang, Banten. Kabid Dokkes Polda Banten, AKBP Narayana mengatakan, pihaknya belum dapat mengidentifikasi korban meninggal karena sidik jari jenazah sudah tidak utuh sehingga sulit diidentifikasi.

"Identitas diri seperti KTP dan lainnya pada korban tidak ada, identifikasi sidik jari juga sudah rusak sidik jarinya," katanya, Kamis (27/12).

photo
Petugas menurunkan jenazah korban tsunami Selat Sunda di kontainer pendingin jenazah di RSUD Berkah, di Pandeglang, Banten, Rabu (26/12/2018).

Karena itu, ia meminta kepada seluruh warga yang merasa kehilangan kerabatnya untuk mendatangi dan melapor ke Posko tim identifikasi di RSUD Berkah, Pandeglang. Saat melapor, kerabat korban diimbau membawa data ante mortem seperti catatan berobat gigi atau dokumen pendukung lain seperti kartu identitas dan foto-foto yang mencirikan korban.

Ia menekankan kepada kerabat, untuk membawa foto korban yang terlihat giginya agar diketahui ciri-ciri khusus pada gigi dan mempermudah proses identifikasi. "Ketika melapor, bawa data-data tersebut atau minimal mengetahui ciri-ciri khusus yang ada di tubuh korban," ungkapnya.

Kerabat korban juga dapat menghubungi layanan telepon darurat tim identifikasi Polda Banten di nomor 087879529822.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement