Kamis 27 Dec 2018 11:00 WIB

Status Gunung Anak Krakatau Dinaikkan

Zona berbahaya diperluas.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Penanganan Bencana Tsunami Selat Sunda. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan keterangan pers Penanganan Darurat Bencana Tsunami Selat Sunda, di Jakarta, Selasa (25/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Penanganan Bencana Tsunami Selat Sunda. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan keterangan pers Penanganan Darurat Bencana Tsunami Selat Sunda, di Jakarta, Selasa (25/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan status gunung anak Krakatau menjadi level II, siaga. Zona berbahaya pun semakin diperluas.

“Zona berbahaya diperluas dari 2 kilometer menjadi 5 kilometer,” kata Sutopo, Kamis (27/12).

Sutopo mengimbau agar masyarakat  dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 5 kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau. Naiknya status Siaga sendiri mulai berlaku sejak pukul 06.00 WIB pagi tadi.

Sutopo memaparkan, berdasarkan data PVMBG, Gunung Anak Krakatau aktif kembali dan memasuki fase erupsi mulai Juli 2018. Erupsi selanjutnya berupa letusan-letusan Strombolian yaitu letusan yang disertai lontaran lava pijar dan aliran lava pijar yang dominan mengarah ke tenggara.

“Erupsi yang berlangsung fluktuatif,” ujarnya.

Kemudian pada Sabtu 22 Desember 2018 terjadi erupsi lagi meskipun tercatat dalam skala kecil, jika dibandingkan dengan erupsi periode September-Oktober 2018. Namun ternyata erupsi skala kecil ini yang telah memicu terjadinya tsunami.

“Berdasarkan analisis citra satelit diketahui lereng barat-baratdaya longsor dan longsoran yang masuk ke laut ini yang kemungkinan  memicu terjadinya tsunami,” jelas dia. 

Saat ini pun, sambungnya aktivitas letusan masih berlangsung secara menerus disertai lontaran lava pijar dan awan panas. Awan panas ini yang mengakibatkan adanya hujan abu vulkanik.

Hujan abu vulkanik menyebar ke baratdaya ke laut. Namun adanya beberapa lapisan angin pada ketinggiaan tertentu mengarah ke timur, menyebabkan hujan abu vulkanik tipis juga jatuh di Kota Cilegon dan Serang.

Abu Vulkanik menurutnya tidak berbahaya karena justru dapat menyuburkan tanah. Namun tetap sana untuk masyarakat diharapkan agar menggunakan masker dan kacamata saat beraktivitas di luar rumah.

Pengamatan Gunung Anak Krakatau sejak Kamis pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau masih berlangsung. Tremor terus menerus dengan amplitude 8-32 milimeter. 

PVMBG merekomendasikan masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 5 km dari puncak kawah. Karena berbahaya apabila terkena dampak erupsi berupa lontaran batu pijar, awan panas dan abu vulkanik pekat.

Sementara itu BMKG juga merekomendasikan, masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di pantai pada radius 500 meter hingga satu kilometer dari pantai untuk mengantisipasi adanya tsunami susulan. 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement