Rabu 26 Dec 2018 21:59 WIB

Warga Dimintai Waspadai Penyakit Demam Berdarah

Di wilayah Banyumas, penyakit DBD selalu muncul setiap tahun.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Dua bocah kakak beradik korban Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Senin (5/9).
Foto: Antara/ Rahmad
Dua bocah kakak beradik korban Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Senin (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Curah hujan tinggi tidak hanya dikhawatirkan dapat menimbulkan bencana. Namun juga perlu diwaspadai dapat memicu berjangkitnya penyakit tertentu, seperti penyakit demam berdarah dengue.

Terkait hal ini, Kepala Dinkes Kabupaten Banyumas, Sadiyanto, mengaku telah mengeluarkan surat edaran yang meminta jajaran petugasnya di puskesmas untuk mewaspadai penyakit ini. ''Pada petugas medis puskesmas, agar mewaspadai penyakit ini. Bila ada pasien yang datang dengan gejala mengarah pada DBD, agar ditangani layaknya pelayanan untuk pasien DBD,'' katanya, Rabu (26/12).

Sedangkan pada petugas promosi kesehatan dan surveilan, untuk mengintensifkan penyuluhan mengenai kemungkinan penyebaran penyakit ini. Antara lain, dengan meminta warga untuk mencegah munculnya tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti sebagai serangka vektor penyebar virus DBD.  

Selain mengeluarkan surat edaran pada puskesmas, Sadiyanto juga menyebutkan telah mendorong Sekretariat Daerah Banyumas mengeluarkan edaran serupa. Surat edaran dari sekda ini,  ditujukan kepada para camat dan kedes yang intinya meminta warga masyarakat menggiatkan kembali kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).

Dia menyebutkan, hal ini perlu dilakukan mengingat wilayah Kabupaten Banyumas masuk dalam wilayah endemik DBD. Untuk itu, upaya penanganan dan pencegahan harus dilakukan semaksimal mungkin.

''Di wilayah Banyumas, penyakit DBD selalu muncul setiap tahun. Khusus untuk tahun 2018 ini, jumlah kasusnya tidak terlalu banyak. Sampai sekarang kami baru menerima laporan sebanyak 12 kasus DBD, tidak ada korban meninggal,'' katanya.

Kasus DBD di Kabupaten Banyumas, pernah melonjak tinggi tahun 2016 dan 2017. Pada tahun 2016, Bupati Banyumas sampai menetapkan status KLB (Kejadian Luar Biasa) kasus DBD. Pada tahun 2016 ini, pada Bulan Januari saja terjadi 46 kasus.

Sedangkan pada tahun 2017, terjadi penurunan kasus DBD. Pada periode Januari-Juni 2017, jumlah kasus DBD yang terjadi tercatat 61 kasus dedngan seorang meninggal dunia.

Sadianto menyebutkan, metode pencegahan DBD dengan melakukan PSN, masih lebih efektif dibanding metode fogging atau pengasapan. ''Fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa. Sementara nyamuk yang masih berupa jentik, tidak akan mati dan bisa tumbuh menjadi nyamuk dewasa,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement