REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Banten mencatat masih ada sekitar 4.700 orang warga yang terdampak tsunami di Pandeglang dan Serang berada di pengungsian atau penampungan sementara. Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten Nurhana mengatakan, warga yang mengungsi tersebar di sejumlah titik di lokasi-lokasi yang terdampak Tsunami.
Ribuan warga tersebut tersebar di beberapa lokasi dengan menempati fasilitas-fasilitas umum seperti sekolah, balai desa, shelter dan rumah-rumah warga. "Banyak sekali titik-titik pengungsian warga, ada juga yang di pegunungan, ini agak menyulitkan kami dalam mendistribuskan bantuan karena ada yang tidak bisa dijangkau dengan kendaraan," kata Nurhana di Serang, Rabu (26/12).
Menurut dia, sesuai dengan arahan Gubernur Banten dalam penanganan korban bencana tersebut, pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah dalam penanganan terutama untuk membantu pemenuhan kebutuhan makanan sehari-hari.
"Di Kecamatan Sumur di lokasi yang paling jauh yakni di Ujung Jaya dan Taman Jaya, kami sudah mendirikan beberapa dapur umum lapangan. Karena catatan kami ada sekitar 1,400 orang pengungsi di Sumur," kata Nurhana didampingi Kepala Seksi Jaminan Sosial Keluarga Dinsos Banten, Budi Dharma Sumapradja.
Ia mengatakan, bagi para pengungsi tersebut saat ini yang paling dibutuhkan adalah terpal dan alas untuk tidur karena kondisi cuaca hujan terus. "Mereka sangat membutuhkan terpal dan alas tidur. Sebenarnya banyak yang berpartisipasi untuk membantu, tapi kesulitan untuk mendistribusikannya, apalagi saat ini hujan terus dan diperparah banjir di Labuan," kata Nurhana.
Sejumlah titik pengunsiang warga korban Tsunami tersebut diantaranya, di Angsana, Sumur, Jiput, Taman Jaya, Ujung Jaya, Cibaliung dan sejumlah lokasi lainnya di Labuan.