REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Bencana tsunami Selat Sunda merenggut banyak nyawa di sejumlah wilayah pesisir pantai. Beach Club Sport Center, salah satu lokasi wisata yang menyediakan wahana permainan air di Tanjung Lesung Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang terkena dampak cukup parah akibat tsunami tersebut. Lokasi Beach Sport tepat bersebelahan dengan Tanjung Lesung Resort, tempat dimana grup band Seventeen mengisi acara untuk kegiatan PLN.
Berjarak sekitar 30 mil atau 45 kilometer arah selatan dari Anak Gunung Krakatau yang erupsi, Beach Sport dihempas gulungan ombak dengan ketinggian sekitar tiga meter. Yanto (54 tahun) yang sudah berada di Pantai Tanjung Lesung sejak 1992 saat lokasi tersebut dibuka, sudah layak disebut sebagai juru kunci lokasi tersebut.
Yanto mengatakan, saat bencana terjadi, di tempatnya bekerja sedang berlangsung acara Kementerian Pemuda dan Olahraga. Republika.co.id sempat ditahan saat tiba di lokasi pada pukul 15.00 WIB. Dia mengatakan kondisi belum aman. Namun, setelah bernegosiasi, Yanto memberikan waktu beberapa menit untuk melihat kondisi di dalam.
Peringatan dari Yanto diperkuat dengan suasana yang mencekam di lokasi. Awan gelap menyelimuti bagian utara lokasi tersebut, tempat dimana Anak Gunung Krakatau berada.
Terdengar bunyi gemuruh dari kejauhan. Yanto menegaskan itu bukan bunyi geluduk yang biasa terdengar sebelum hujan turun melainkan bunyi dari letupan anak Gunung Krakatau. Ombak pun terdengar ganas menghantam karang.
"Bunyi gemuruh itu bukan geluduk biasa mas, itu dari Gunung Krakatau," kata Yanto memperingatkan.
Kondisi lokasi wisata Beach Club, Kampung Tanjung Lesung, Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Selasa (25/12).
Di lokasi itu, terlihat pepohonan yang tumbang belum sempat dirapikan. Mobil-mobil berserak tak beraturan beradu banteng satu sama lain.
Bahkan dinding bangunan utama terlihat hancur oleh benturan kapal jetski, menyisakan lubang yang menganga. Setiap kali, Republika.co.id harus memperhatikan sertiap langkah kaki, agar mendapat pijakan yang benar meski sesekali tetap tersandung akibat puing-puing dan perabotan berserak hampir di seluruh permukaan.
Selain itu, bau anyir yang mengambang di udara mendorong Republika.co.id segera meninggalkan lokasi. Hujan turun dengan deras sepanjang Republika.co.id memantau lokasi tersebut. Setelah beberapa menit dan dinilai masuk terlalu jauh ke lokasi tersebut, Yanto dengan tegas meminta untuk segera meninggalkan lokasi.
"Udah mas, jangan terlalu jauh, ayo cepetan," kata Yanto sambil berlalu meninggalkan lokasi.