Rabu 26 Dec 2018 06:30 WIB

BMKG: Erupsi Gunung Anak Krakatau Bahayakan Penerbangan

BMKG belum bisa mendekati GAK untuk mengecek langsung tebing kawahnya.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati
Foto: dok. Humas BMKG
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan erupsi dari Gunung Anak Krakatau membahayakan untuk penerbangan. Kesimpulan itu setelah BMKG melakukan pemantauan dari udara menggunakan pesawat terbang.

"Jelas dan itu kami pantau setiap saat kami pantau dengan satelit Himawari. Dari pemantauan kami arah sebaran abunya itu akan terdeksi dipengaruhi oleh arah angin," kata Dwikorita saat jumpa pers di gedung BMKG, Selasa (25/12) malam.

Ia mengungkapkan BMKG telah mencoba untuk mengecek secara langsung melalui udara tebing kawah dari Gunung Anak Krakatau tersebut. BMKG sudah dua kali terbang mendekat untuk mengecek langsung tebing kawahnya, tetapi sampai saat ini belum bisa mendekati.

"Sampai dua kali ini kami sudah hampir sampai, awannya tebal dan hari pertama kaca pesawat itu sudah kena partikel-partikel abu sehingga kami bersama TNI menyatakan bahwa ini dapat membahayakan mesin pesawat, harus segera kembali," ucapnya.

photo
Foto Gunung Anak Krakatau diambil pada Ahad (23/12). Krakatau tampak mengeluarkan asap hitam dari puncak kawah. (AP)

Sementara itu, pada Rabu (26/12) hari ini, kondisi cuaca di sekitar Gunung Anak Krakatau berpotensi hujan sedang hingga lebat pada pagi hingga sore hari. "Pada malam hingga dini hari umumnya berawan dan hujan ringan. Arah angin dari barat daya-barat, namun kecepatan angin permukaan relatif menurun dibanding hari sebelumnya dengan kecepatan maksimum dapat mencapai 20 sampai 25 km/jam," ucap Dwikorita.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Selasa (25/12) pukul 13.00 WIB, korban jiwa akibat tsunami di Selat Sunda mencapai 492 orang. BNPB juga mencatat hingga hari ketiga pascatsunami Selat Sunda, sebanyak 1.485 orang luka-luka, 154 hilang dan 16.082 orang mengungsi akibat tsunami pada Sabtu (22/12) malam tersebut.

Tsunami tersebut berdampak pada lima kabupaten yaitu Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten, serta Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus Provinsi Lampung.

photo
Kecamatan Sumur yang terdampak bencana tsunami Selat Sunda.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement