Rabu 26 Dec 2018 03:15 WIB

Sempat 'Diblender', Aya Selamat dari Gulungan Ombak

Aya membaca syahadat dan tak henti berzikir saat berada di tengah laut.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Friska Yolanda
Suasana dampak kerusakan pasca bencana Tsunami di Kawasan Tanjung Lesung, Banten, Selasa (25/12).
Foto: Republika/Prayogi
Suasana dampak kerusakan pasca bencana Tsunami di Kawasan Tanjung Lesung, Banten, Selasa (25/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Aya Aisyah (24 tahun) salah satu anggota Event Organizer (EO) dari kegiatan yang diselenggarakan PLN di Tanjung Lesung Resort, sempat 'diblender' oleh gulungan ombak tsunami Selat Sunda akibat erupsi Anak Krakatau pada Sabtu (22/12) malam.

"Banyak teman-teman bertanya bagaimana caranya bisa selamat, padahal, posisi saya tepat di depan panggung, kalau teman-teman lihat video yang beredar saya pakai kerudung merah," kata dia saat dihubungi, Selasa (25/12).

Tiba-tiba, kata dia, tanpa ada peringatan apapun panggung rubuh disusul dengan air yang menyapu semua orang yang ada di lokasi. "Kejadiannya seperti slow motion, saya melihat panggung rubuh terus air yang tinggi dengan gerakan lambat, saya langsung membelakangi panggung dan air mendorong kita semua," tuturnya.

Dia pun hanya bisa pasrah diterjang oleh pusaran air, berikut meterial yang dibawanya. "Saya cuma bisa pasrah sambil zikir, di dalam air saya terbentur kanan kiri, nggak tahu mau gapai apa buat pegangan, karena muka ketutupan kerudung, rasanya kayak diblender," kata dia.

Beruntung, tiba-tiba ada kayu yang berukuran cukup besar muncul dari bawah air tepat di lehernya dan membuat kepalanya terangkat ke permukaan. Aya segera melepas kerudungnya dan menopang sebagian tubuhnya pada kayu tersebut sambil terus berpegangan erat saat terombang-ambing di lautan.

"Itu benar-benar di tengah laut, dan sepertinya saya di laut bersama vokalis Band Seventeen, mas Ifan. Di tengah laut saya sadar nggak ada yang bisa dimintai pertolongan, daripada menguras tenaga, saya memilih untuk terus berenang ke tepi meski berkali-kali kembali terseret ke tengah," lanjut dia.

Baca juga, Kisah Para Santri Penghapal Alquran Selamat dari Tsunami

Setelah berulang kali terseret ke tengah laut, dia pun pasrah lantaran kakinya keram tak sanggup untuk melanjutkan. Tak lama, kata dia, ombak datang kembali, membawanya ke tepi pantai. 

"Pas terbawa ombak, ternyata airnya surut, dan saya bisa jalan dari tengah laut. Alhamdulillah Allah masih kasih kesempatan," kata dia.

Dia pun terus berjalan melewati karang dengan segenap tenaga yang tersisa. Ia menahan badan dengan tangan sambil berjalan di atas karang. 

"Karena saat air surut, arusnya kencang ke belakang, berulang kali jatuh karena keram, tapi karena keinginan hidup kuat karena mikirin keluarga akhirnya saya memanjat karang dan bisa jalan dan langsung cari teman-teman," kata dia. Ia pun berhasil menemukan teman-temannya dan langsung dievakuasi ke depan Tanjung Lesung.

Menurutnya, banyak yang luka-luka dan minta tolong, bahkan banyak jenazah yang ia lihat pascakejadian tersebut. "Sampai ke tempat evakuasi saya bertemu keyboardist Seventeen, dia cerita-cerita dan menunggu kabar teman-temannya," tuturnya.

Ketika menunggu, Aya mulai merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya. Saat dicek, betisnya sobek, punggung sampai bawah bokong lecet-lecet, tangan kiri retak, dan sejumlah luka lainnya.

Saat ini, Aya telah dibawa ke kediamannya di Pamulang, Tangerang Selatan. Saat dihubungi, dia mengaku sedang berada di rumah sakit dan akan menjalani operasi sebab terdapat keretakan di tangan kirinya. 

Ia sangat bersyukur bisa selamat dari bencana tersebut dan membawanya kembali kepada keluarganya. "Alhamdulillah saya masih selamat," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement