Selasa 25 Dec 2018 00:48 WIB

Sandiaga Dapat Sumbangan Dana Kampanye dari Petani Kedelai

Sandiaga akan melaporkan dana kampanye dari petani kedelai ini ke BPN

Rep: Ali Mansur/ Red: Nidia Zuraya
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno menyapa pendukungnya di Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (21/12/2018).
Foto: Antara/Siswowidodo
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno menyapa pendukungnya di Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (21/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR — Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno mendapatkan sumbangan dana kampanye dari petani kedelai di Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah. Sumbangan tersebut diserahkan pria bernama Aan kepada Sandiaga Uno, di Coffe Galang, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kilometer 15, Makasar, Sulawesi Selatan, Senin (24/12).

Pria bertunuh besar tersebut mengejar calon wakil presiden nomor urut 02 itu, usai menjadi pembicara bersama milenial. Uang pecahan Rp 50 ribu dengan total Rp 4,050 juta tanpa amplop itu, diserahkan langsung Aan kepada Sandiaga Uno.

Ia meminta agar dana yang dikumpulkan oleh petani kedelai di Sulbar dan Sulteng itu digunakan untuk kampanye. "Gunakan sumbangan kami secara maksimal pak. Kami petani kedelai meminta stop impor hasil pertanian pak," kata Aan.

Menanggapi itu Sandiaga menyatakan pihanya sudah bertekad akan menghentikan impor hasil pertanian. Apaagi jika petani sedang panen. Prabowo-Sandiaga akan menggenjot produksi dalam negeri hingga tercipta swasembada pangan.

"Sumbangan Pak Aan ini akan kami laporkan ke Badan Pemenangan Nasional (BPN) agar masuk sumbangan yang kami laporkan tanggal 27 tiap bulannya,” jelas Sandiaga dalam siaran pers, Senin (24/12).

Menurut Sandiaga, kaum milenial harus jeli dalam mencari peluang menciptakan pekerjaan. Mulai dari bisnis kuliner hingga berbagai peluang bisnis lainnya yang dapat memberikan keuntungan.

Lebih lanjut Sandiaga menuturkan, kaum milenial harus menciptakan lapangan kerja, jangan mencari kerja. Indonesia akan mendapatkan keuntungan demografi di 2020.

"Jika deregulasi ekonomi masih berbasis  impor dan tidak membatasinya dengan menggenjot produksi nasional, kita akan jadi penonton bukan pemain,” terang Sandiaga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement