Senin 24 Dec 2018 23:08 WIB

Pemerintah Evaluasi Mitigasi Bencana di Wilayah KEK

Mitigasi bencana sudah menjadi bagian dalam pembentukan KEK selama ini.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Israr Itah
Dampak kerusakan akibat bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Ahad (23/12).
Foto: Republika/Prayogi
Dampak kerusakan akibat bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Ahad (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Evaluasi Mitigasi Bencana di Wilayah KEK

JAKARTA -- Pemerintah akan mengevaluasi mekanisme mitigasi bencana di wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Sebab pada tahun ini, terjadi bencana alam besar yang berdampak langsung pada dua KEK yakni di Palu, Sulawesi Tengah dan Tanjung Lesung, Banten. 

"Dengan pengalaman ini, kami ingin melakukan pembahasan analisis mitigasi risiko bencana," kata Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (24/12). 

Susi menjelaskan, mitigasi bencana sudah menjadi bagian dalam pembentukan KEK selama ini. Hal itu pun sudah dijelaskan kepada investor yang berminat berinvestasi di wilayah KEK. 

Akan tetapi, dia mengatakan, pemerintah akan kembali melakukan evaluasi pada mekanisme mitigasi bencana di wilayah tersebut. Salah satu hal yang akan dibahas adalah menindaklanjuti mekanisme asuransi bencana yang menjadi topik dalam Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali pada Oktober lalu.

"Kami bahas lebih jauh dengan Pak Menko (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution) bagaimana jaminan investasi terkait risiko bencana itu," kata Susi.

Susi menyampaikan, pemerintah juga akan melakukan pembahasan terkait kerugian yang terjadi di Tanjung Lesung setelah dilanda tsunami pada akhir pekan lalu. Dia mengatakan, operator KEK Tanjung Lesung PT Banten West Java Tourism Development telah menyampaikan laporan terkait peristiwa tersebut. Salah satu kerusakan terparah, kata Susi, terjadi di lokasi Beach Club yang memiliki luas dua hektare.

"Mereka sudah mengirimkan laporan. Pekan depan sekalian kami evaluasi," kata Susi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement