Ahad 23 Dec 2018 22:00 WIB

Enggan Tinggalkan Tanjung Lesung, Wisatawan Jadi Relawan

Sepasang wisatawan asal Bandung tak sampai hati untuk meninggalkan Tanjung Lesung.

Rep: Mabruroh/ Red: Reiny Dwinanda
Kawasan pinggir pantai yang mengalami kerusakan akibat bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Ahad (23/12/2018).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Kawasan pinggir pantai yang mengalami kerusakan akibat bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Ahad (23/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang warga Bandung, Yanti Herawati (47), merasa bersyukur selamat dari terjangan tsunami pada Sabtu (22/12) malam. Saat itu, dia sedang terlelap di salah satu penginapan di Tanjung Lesung, Banten.

Yanti kini berada Pandeglang. Ia tak terpikir untuk meninggalkan daerah bencana dan pulang ke rumah.

Baca Juga

Sebagai korban selamat, Yanti dan suami ingin mewujudkan rasa syukurnya dengan membantu sesama korban. Mereka tak sampai hati melihat kondisi warga yang terdampak tsunami.

 

Yanti mengatakan, ingin membantu dengan apapun yang ia bisa lakukan. Mursid, suami Yanti, mengulurkan tangan untuk membantu evakuasi jenazah.

"Saya sebatas menemani korban untuk menghubungi keluarga mereka,” kata Yanti saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (23/12).

Bersama wisatawan lain, Yanti mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, jauh dari bibir pantai. Namun, pukul 01.00 WIB dini hari, dia dan suami memutuskan kembali ke penginapannya dengan asumsi kondisi sudah aman.

Baru saja memasuki pintu masuk Tanjung Lesung, mereka menemui korban selamat yang justru memilih bermalam di sana. Yanti dan suami pun mengurungkan niatnya untuk kembali ke penginapan dan mulai membantu apa yang dia bisa lakukan untuk korban.

Malam itu, menurut Yanti, petugas medis dan SAR yang datang hanya beberapa. Mereka segera melakukan penataan korban yang terampak tsunami.

Yanti pun mulai membantu korban untuk bertemu dengan anggota keluarganya. Dia juga mencoba menghubungi keluarga korban dengan ponselnya.

“Mereka keluar penginapan dengan tergulung-gulung ombak yang menerjang masuk kamar, menjebol tembok, dan kaca,” kata Yanti.

Sebagai wisatawan yang menggowes sepeda dari Serang ke Tanjung Lesung, Yanti membawa beberapa lembar pakaian. Dia menghibahkan bajunya kepada anak-anak yang selamat dan basah kuyup. Cadangan makanan yang ada di sepedanya pun Yanti berikan kepada sesama korban.

Sekitar pukul 02.00 WIB, SAR, PMI, TNI, Polisi, dan lainnya berdatangan. Ambulans, obat-obatan, dan makanan mulai tersedia.

“Korban-korban yang mengalami luka parah juga sudah banyak yang diangkut dari pantai, dari reruntuhan bangunan, dan dari pengungsian untuk dibawa ke rumah sakit,” jelasnya.

Yanti tidak pernah menduga sebelumnya akan terjadi tsunami. Sabtu sore, ia masih berkeliling pantai

"Laut juga masih tampak normal,” ungkapnya.

Yanti juga mengaku mengetahui adanya acara yang menghadirkan band Seventeen di bibir pantai Tanjung Lesung. Dia sempat hendak mampir dan ikut menonton bersama karyawan PLN. Namun, Yanti mengundurkan niatnya dan memilih kembali ke penginapan yang berada kurang lebih 200 meter dari pantai.

“Jam setengah sepuluh dibangunkan pihak hotel karena air laut naik,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement