Ahad 23 Dec 2018 17:33 WIB

Pemuda Muhammadiyah Instruksikan Kader Bantu Korban Tsunami

Cak Nanto turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kepada korban bencana tsunami.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Fakhruddin
Koodinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilihan untuk Rakyat Sunanto berpose disela-sela saat wawancara di Jakarta, Senin (17/9).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Koodinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilihan untuk Rakyat Sunanto berpose disela-sela saat wawancara di Jakarta, Senin (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Sunanto alias Cak Nanto menginstruksikan kepada pengurus dan kader-kader Pemuda Muhammadiyah untuk turut membantu para korban tsunami yang terjadi di Selat Sunda, Banten, dan Lampung Selatan. Bantuan yang diberikan bisa melalui lembaga tanggap bencana Muhammadiyah, yaitu Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).

"Muhammadiyah melalui MDMC telah bergerak dan Poskoor saat ini berada di Desa Teluk Kec Labuan-Banten. Saya juga meminta kepada seluruh pimpinan wilayah Pemuda Muhammadiyah untuk segera bergerak melakukan aksi kemanusiaan," ujar Cak Nanto dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (23/12).

PP Pemuda Muhammadiyah mengungkapkan turut berduka sedalam-dalamnya kepada korban akibat bencana tsunami tersebut. Menurut Cak Nanto, korban bencana tsunami di Selat Sunda saat ini membutuhkan sembako, sheltet sementara, posko kesehatan dengan tenaga medis, dan kebutuhan lainnya.

"Bagi masyarakat yang ingin memberikan sumbangan kepada korban dapat disalurkan ke rekening 709898.9735, Bank Syariah Mandiri, atas nama Lazismu, Kota Serang," ucap Cak Nanto.

Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban jiwa akibat tsunami dan gelombang tinggi yang menerjang pantai Selat Sunda bertambah menjadi 43 orang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Ahad (23/12) mengatakan data sementara hingga pukul 07.00 WIB menunjukkan bencana tersebut telah menyebabkan 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan dua orang hilang.

Sementara jumlah pengungsi masih dalam pendataan. Sebanyak 430 unit rumah, sembilan hotel, dan 10 kapal mengalami rusak berat, sementara puluhan kapal lainnya juga rusak, demikian menurut BNPB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement