Ahad 23 Dec 2018 14:21 WIB

Kemenkominfo: Layanan Seluler Berfungsi Normal

Ada beberapa BTs yang tidak berfungsi normal.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Agung Sasongko
Warga yang rumahnya roboh dihantam tsunami mengambil atap untuk dipasang lagi di Kampung Sinar Laut, Kecamatan Panimbang, Pandeglang, Banten, Ahad (23/12/2018).
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warga yang rumahnya roboh dihantam tsunami mengambil atap untuk dipasang lagi di Kampung Sinar Laut, Kecamatan Panimbang, Pandeglang, Banten, Ahad (23/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memastikan, peristiwa tsunami di Pantai Barat Provinsi Banten pada Sabtu (22/12) malam tidak mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur telekomunikasi. Baik itu jaringan seluler maupun jaringan telekomunikasi tetap.

Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu mengatakan, secara umum, layanan telekomunikasi seluler telah berjalan normal sampai dengan pagi ini pukul 07.00 WIB.

"Berdasarkan pantauan Kemenkominfo, ada beberapa BTS (base transceiver station) yang tidak bisa berfungsi normal karena listrik padam di sejumlah kawasan Banten dan Lampung Selatan," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (23/12).

Saat ini, Ferdinandus menambahkan, operator telekomunikasi tengah melakukan pemulihan pasokan catu daya listrik dengan mobile backup power. Tim lapangan juga sedang standby dan menuju lokasi BTS untuk menyiapkan genset atau melakukan penggantian baterei sebagai catu daya BTS di kawasan yang mengalami pemadaman listrik.

Adapun kondisi jaringan Telkom di STO Kalianda, STO Ciwandan, STO Pasauran dan STO Labuhan semua dalam kondisi aman dan bisa beroperasi.

Melalui kesempatan ini, Ferdinandus mengatakan, Kementerian Kominfo menyampaikan dukacita mendalam bagi para korban bencana tsunami yang terjadi di Selat Sunda.

“Kami juga mengimbau agar pengguna internet dan media sosial tidak menyebarkan hoaks atau informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya berkaitan dengan bencana ini,” katanya.

Sebelumnya, tsunami di Selat Sunda terjadi pada Sabtu (22/12) pukul 21.27 WIB. Tsunami diduga terjadi akibat longsoran bawah laut yang disebabkan erupsi Gunung Anak Krakatau. Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemerintah daerah setempat masih melakukan tanggap darurat bencana.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperkirakan masih akan ada tsunami susulan terjadi di perairan Selat Sunda. Sebab, BMKG tidak bisa memprediksi sampai kapan aktivitas Gunung Anak Krakatau berhenti. "Masih akan ada tsunami susulan. Tremor, guncang lereng Gunung Anak Krakatau, kalau itu rontok akan terjadi (tsunami lagi)," katanya dalam konferensi pers.

Dengan kondisi yang tidak pasti itu, Dwikorita mengimbau masyarakat agar jangan kembali ke pantai dahulu sampai ada perkembangan informasi bencana lebih lanjut. Sebab, berdasarkan papan pengukuran (tide gauge), saat ini tremor masih berjalan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement