REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Desa Carita Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang, Ari Mahmud jadi salah satu saksi perstiwa bencana tsunami, Sabtu malam (22/12). Ia menyaksikan warga berlarian mencari lokasi tinggi usai gelombang tsunami menerjang.
Ari memperkirakan bencana terjadi sekitar pukul 21.30 WIB. Ketika itu, ia sedang main bulu tangkis di sekitar rumah. Begitu tahu tsunami menghantam, ia lari bersama warga lain.
"Suara air nggak kedengaran. Tapi ramai orang-orang teriak 'tsunami'. Warga semua lari ke tempat tinggi ke arah bukit dekat desa," katanya pada Republika.co.id, Ahad (23/12).
Pria berusia 33 tahun itu lari bersama istri dan satu anaknya. Namun sayang, satu anaknya yang lain tak ikut lari bersama karena sedang main di rumah teman. Beruntung, ia masih dapat menemukan anaknya.
"Kami ketemu di rumah warga ini yang dijadikan tempat mengungsi," ujarnya.
Ia menyampaikan tak ada korban di desanya karena letaknya cukup jauh dari pantai, sekitar tiga kilometer. Adapun wilayah terdampak parah ialah yang berada tepat di pinggir pantai.
"Warga lokal di desa setahu saya nggak ada jadi korban. Korban banyaknya wisatawan yang lagi liburan dekat pantai," ucapnya.
Hingga saat ini, ia mengaku masih membantu proses evakuasi korban bersama warga setempat. Namun, evakuasi terkendala belum adanya alat berat.
"Ini seadanya saja bantu-bantu," katanya.
Untuk posko pengungsian, ia memantau belum ada yang didirikan. Korban bencana sementara tinggal di kantor pemerintah, rumah sakit, dan polsek.
"Ada juga di rumah warga yang menampung pengungsi," ujarnya.