REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden KH Ma'ruf Amin menilai pertemuan antara calon presiden Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bukan sebuah ancaman. Ma'ruf mengatakan, pertemuan kedua tokoh politik itu merupakan hal yang wajar dan biasa dilajukan menjelang pemilihan presiden.
"Sebagai parpol koalisinya, wajar saja kalau mereka adakan pertemuan. Itu bukan ancaman bagi kita," kata Ma'ruf Amin di Kabupaten Bekasi, Sabtu (22/12).
Menurut Ma'ruf, tidak ada yang salah ketika Prabowo berkunjung ke rumah SBY. Apalagi, dia melanjutkan, Partai Demokrat juga sudah ditetapkan sebagai bagian dari koalisi partai politik pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.
Ketua Majelin Ulama Indonesia (MUI) itu mengungkapkan, dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) yang merupakan parpol pendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf juga sering juga dilakukan pertemuan dan pembicaraan. Hal itu, dia menambahkan, dialkukan antarsesama anggota koalisi.
"Jadi pertemuan seperti itu biasa-biasa saja, sebagai bagian dari apa yang harus dilakukan di koalisi capres-cawapres," kata Ma'ruf lagi.
Calon Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan pemimpin Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono di kediaman SBY di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (21/12). Pertemuan ini seolah menjawab spekulasi soal tidak harmonisnya hubungan Demokrat dengan tim pendukung Prabowo.
Partai Demokrat sendiri sejak awal telah memutuskan memberikan kebebasan kepada kader di daerah untuk mendukung kandidat lain. Hal ini yang membuat Gerindra bertanya-tanya termasuk soal sikap SBY yang belum mau mengkampanyekan Prabowo secara terang-terangan.
SBY mengatakan, pertemuannya dengan Prabowo memiliki tujuan untuk melakukan sinergi untuk ikhtiar memenangkan perjuangan politik baik dalam pemilu legislatif maupun pemilu presiden dan wakil presiden yang akan dilakukan secara serentak pada tahun 2019. SBY dan Prabowo menyadari bahwa dua hal itu sangatlah penting.