Jumat 21 Dec 2018 22:28 WIB

Ramai-Ramai Bela Muslim Uighur

Cina membantah telah bertindak diskriminati terhadap Uighur.

Rep: Zuli, Afrizal, Mursalin, Riga, Nursyamsi, Amri, Flori/ Red: Teguh Firmansyah
Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Muslim (GSM) untuk muslim Uighur menggelar Aksi, di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (21/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Muslim (GSM) untuk muslim Uighur menggelar Aksi, di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Demonstrasi mendukung Muslim Uighur terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, Jumat (21/12). Di Jakarta, ribuan demonstran menggelar unjuk rasa di depan Kedubes Cina. Mereka menyuarakan kecaman terhadap apa yang terjadi terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.

"Tuntutan kita pada hari ini adalah meminta pemerintah tiongkok untuk menghentikan kebijakan-kebijakan yang sadis seperti itu, terutama pada saudara kita (Umat Islam) di Uighur," kata orator demonstram, Abdul Rasyid Dani

Demonstran juga meminta agar pemerintah Indonesia bersikap tegas menanggapi hal ini, sebagaimana yang telah dilakukan oleh negara-negara lain. Pengunjuk rasa ikut menuntut Kedubes Cina untuk menyingkir dari Indonesia jika tidak dapat menghentikan kekejaman terhadap umat Islam Uighur.

Demonstrasi diselingi dengan shalat ashar. Para pengunjuk rasa shalat di depan Kedubes Cina di Jakarta dipimpin oleh ustaz Bachtiar Nasir.

Baca juga, Ini Jawaban Cina Soal Keprihatinan RI ke Muslim Uighur.

Di Jawa Barat,  sejumlah massa yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Muslim menggelar aksi unjuk rasa di depan halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (21/12).  Aksi ini dilakukan untuk menyuarakan kecaman terhadap kekerasan yang dialami etnis Muslim Uighur di Xianjiang.

Jubir Gerakan Solidaritas Muslim Trisna Adi mengatakan krisis kemanusiaan yang dialami Muslim Uighur sudah menyebar luas sejak lama. Pemerintah Cina disinyalir melakukan pembersihan etnis dan ideologi kepada etnis Uighur yang beragama Islam. Pembersihan etnis dan ideologi ini dilakukan dengan kekerasan.

Menurut Trisna hal ini bertentangan dengan hak asasi manusia (HAM). Apalagi Muslim Uighur merupakan penduduk asli Xinjiang yang seharusnya memiliki kebebasan.

"Pembersihan ideologi dilakukan dengan pengekangan hak beragama. Dampak dari pengekangan tersebut sangat dirasakan oleh umat muslim suku Uighur," kata Trisna di sela-sela aksi.

Di Sukabumi, Puluhan massa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sukabumi menggelar aksi bela muslim Uighur, Jumat (21/12) siang. Mereka mengecam aksi kekerasan yang dilakukan pemerintah Cina terhadap umat muslim di Uighur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement