REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persaudaraan Alumni (PA) 212 tidak mempersoalkan hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, yang menyebut Reuni 212 tidak berpengaruh pada elektabilitas dua calon presiden (capres). Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Ma'arif mengatakan tidak masalah soal survei yang menyebut reuni 212 tak berpengaruh pada elektabilitas.
"Kita hormati saja, tapi kami punya keyakinan reuni 212 kemarin akan berdampak signifikan untuk kemenangan hasil ijtima ulama," kata Slamet Ma'arif kepada wartawan, Kamis (20/12).
Hasil survei LSI Denny JA tersebut, menurut Slamet Maarif berdasarkan sampel. Sedangkan, Reuni 212 terlihat jelas orangnya dan terlihat besar jumlahnya.
"Jadi kita tidak khawatir dengan hasil survei tersebut," tegas Slamet Ma'arif.
Ia mengatakan, hasil Reuni 212 menunjukkan jutaan massa umat Islam yang sangat realistis dalam menentukan presiden di 2019. Sedangkan angka elektabilitas capres dari survei bukan memperlihatkan angka real jumlah pemilih presiden 2019.
Terkait sosok Habib Rizieq yang disebut dalam hasil survei LSI Denny JA, tidak berpengaruh, Slamet meyakini. Reuni 212 yang melibatkan jutaan massa umat Islam salah satunya karena peran Habib Rizieq. "Jadi gak ngefek survei LSI Denny, buktinya umat Islam lebih banyak yang datang bahkan sampai 13,4 juta," ujarnya.
Hasil survei LSI Denny J.A. menunjukkan bahwa Reuni 212 pada 2 Desember lalu tidak berpengaruh signifikan meningkatkan elektabilitas pasangan capres dan cawapres. Hal itu terlihat dari elektabilitas kedua pasangan calon sebelum dan setelah pelaksanaan Reuni 212.
"Pascareuni 212, elektabilitas kedua capres tidak banyak berubah dan cenderung stagnan," kata peneliti LSI Denny J.A., Adjie Alfaraby, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (19/12).
Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Pascareuni 212