REPUBLIKA.CO.ID, BENER MERIAH -- Sebuah jembatan penghubung jalan nasional di lintas Tengah Aceh tepatnya di Jamur Ujung, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah, tidak bisa dilalui kendaraan akibat terjangan air bah. Hal itu terjadi setelah hujan lebat yang terus mengguyur wilayah tersebut.
"Jalan lintas Bireuen menuju Aceh Tengah, belum bisa dilalui akibat abutment (pangkal jembatan) runtuh di Jamur Ujung," terang Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Kamis (20/12).
Ia mengatakan, runtuhnya jembatan tersebut karena debit air yang mengalir begitu tinggi di daerah aliran sungai setempat di Kampung (Desa) Jamur Ujung, sehingga mengikis tiang jembatan pada Rabu, (19/12) sekitar pukul 17.30 WIB. Arus kendaraan bermotor terpaksa dialihkan dengan melewati jalur alternatif lain, seperti melewati jalan Kampung Suka Jadi atau menggunakan jalur Pante Raya menuju Simpang Tiga, dan Teritit baik dari Bireuen maupun Aceh Tengah.
Jembatan di Desa Jamur Ujung ini dibangun pemerintah pusat pada 1967 dengan bentangan sepanjang 32 meter, lebar enam meter, dan abutment dari pasangan batu.
"Pihak balai jalan nasional, telah melaporkan jembatan ini ke pusat. Kepada pengendara kita harapkan bersabar, dan selalu berhati-hati mengingat bulan ini merupakan puncak musim hujan," ujarnya.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional I Banda Aceh, Achmad Subki telah melaporkan kondisi jembatan tidak bisa dilintasi kendaraan bermotor kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Jakarta.
"Jembatan Jamur Ujung amblas, dan terputus tidak bisa dilewati di KM 296+600 pada penghubung lintas Bireuen-Takengon, Aceh Tengah, akibat abutment di sisi Takengon runtuh yang disebabkan terjangan air bah," katanya.
"Saat ini tengah diupayakan mendapatkan pinjaman jembatan 'bailey' 30 meter dari Dinas Pekerjaan Umum Aceh, dan menelusuri jalur-jalur alternatif. Telah dilakukan pengamanan, dan pemasangan rambu-rambu," tutur Achmad.