Rabu 19 Dec 2018 19:41 WIB

Berita Bohong Saat Bencana Rugikan Sektor Pariwisata

Masyarakat diingatkan jangan mempercayai berita bohong.

Seorang bapak menggendong anaknya di hunian sementara pascagempa di Desa Kekait, Lombok Barat, NTB, Rabu (19/12/2018).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Seorang bapak menggendong anaknya di hunian sementara pascagempa di Desa Kekait, Lombok Barat, NTB, Rabu (19/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berita bohong atau hoaks yang muncul saat bencana telah menimbulkan kerugian besar, salah satunya pada sektor pariwisata. "Selalu ada kepentingan dibalik hoaks, karena itu kita memerlukan sistem informasi yang akurat untuk melawanhoaks," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei di Jakarta, Rabu (19/12).

Ia mengatakan hoaks yang muncul saat bencana merugikan masyarakat yang menjadi korban. Ia mencontohkan, seperti saat erupsi Gunung Agung di Bali pada 2017-2018. Bencana tersebut menyebabkan satu juta wisatawan berkurang dan kerugian capai Rp 11 triliun di sektor pariwisata.

Begitu pula dengan gempa Lombok pada 2018 menyebabkan 100 ribu wisatawan berkurang dan kerugian Rp 1,4 triliun di sektor pariwisata. Selain menimbulkan kerugian sektor pariwisata, hoaks juga akan menimbulkan teror bagi masyarakat.

"Kita sudah mengingatkan masyarakat agar jangan mempercayai hoaks, tapi selalu memantau informasi yang dikeluarkan lembaga terkait," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement