Rabu 19 Dec 2018 16:00 WIB

4.231 Meninggal Akibat Bencana Sepanjang 2018

Jumlah korban tewas sebelumnya terjadi pada 2010.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah pengungsi korban bencana alam gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) beraktivitas di sekitar tenda huniannya di Kamp Pengungsian Terpadu di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (1/11/2018).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Sejumlah pengungsi korban bencana alam gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) beraktivitas di sekitar tenda huniannya di Kamp Pengungsian Terpadu di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (1/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data kebencanaan Indonesia sepanjang tahun 2018. Terdapat 2.426 peristiwa bencana. Jumlah korban meninggal dunianya mencapai 4.231 orang.

Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan korban meninggal dan hilang akibat bencana paling banyak terjadi tahun ini dalam kurun data sejak 2008. Pada tahun 2017 jumlah korban tewas hanya 378 orang saja. Jumlah korban tewas terbanyak sebelumnya terjadi tahun 2009 (1.767 orang) dan 2010 (1.907).

"Ini karena secara umum tren bencana meningkat. Jumlah bencananya 2.426 sampai 14 Desember. Didominasi banjir, longsor dan puting beliung," katanya dalam konferensi pers di kantor BNPB pada Rabu (19/12).

Bila dirinci dari yang terbanyak yaitu puting beliung (750 kali), banjir (627), longsor (440), kebakaran hutan dan lahan (370), kekeringan (129), letusan gunung berapi (55), pasang/abrasi (34), gempa bumi (20) dan gempa bumi disertai tsunami (1). Total hampir semua jenis bencana itu korban tewasnya mencapai 314 orang.

"Tapi khusus untuk jenis gempa disertai tsunami walau hanya sekali korban tewasnya sampai 3.397 orang," ujarnya.

Dari jumlah korban luka-luka dengan intensitas ringan hingga berat, angkanya sebanyak 6.948 orang. Kemudian 9,9 juta orang terdampak dan mesti mengungsi atas bencana di atas. Kerusakan rumah ditaksir sejumlah 374.023 unit. Menyusul 1.928 fasilitas pendidikan, 1.120 fasilitas ibadah dan 110 fasilitas kesehatan juga rusak.

"96,9 persen bencana hidrometereologi dan sisanya bencana geologi. Walau cuma 76 kejadian, bencana geologi dampaknya terbesar," jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement