Selasa 18 Dec 2018 13:26 WIB

TKN Belum Tentukan Sikap Atas Pengakuan La Nyalla

La Nyalla mengaku pernah menuduh Jokowi PKI.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Muhammad Hafil
La Nyalla Mattalitti
Foto: Republika/Wihdan
La Nyalla Mattalitti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma'aruf Amin, Johnny G Plate mengatakan, pihaknya belum menentukan pascapengakuan La Nyalla Mattalitti kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), terkait isu fitnah yang disebarkan oleh La Nyalla untuk menyerang Jokowi. Yaitu, menyebarkan isu PKI dan tabloid Obor Rakyat pada pemilu tahun 2014 lalu. 

"Tergantung situasi. Saya tidak tahu itu penjelasannya harus ditanyakan pada Pak La Nyalla langsung ya, saya tidak bisa bicara atas nama Pak La Nyalla, tapi kalau penjelasan itu betul dari beliau, maka itu berarti peringatan supaya cukup terjadi waktu itu saja dan nggak perlu terjadi lagi sekarang, karena itu tidak baik untuk demokrasi," ungkapnya, Selasa (18/12).

Kalau isu tersebut, sambungnya, masih dibawa-bawa sampai saat ini, itu adalah tipologi dan tipe dari kubu lawan. "Kalau kami kan omong boleh untuk kampanye yang bagus-bagus, tapi praktiknya yang dibutuhkan masyarakat, jangan sampai hanya omongan saja," imbuhnya.

Johnny pun menegaskan, bagi TKN, pengakuan La Nyalla terkait keterlibatan dirinya dalam penyebaran tabloid Obor Rakyat pada pemilu 2014 menjadi sebuah penjelasan atas apa yang terjadi di tahun tersebut. Ia pun berharap agar saat ini dan pada Pilpres 2019 mendatang, hal seperti itu tidak akan terjadi lagi. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut mantan kader Partai Gerindra La Nyalla Mattalitti pernah meminta maaf kepada dirinya sebanyak tiga kali. Permintaan maaf tersebut terkait isu fitnah yang disebarkan oleh La Nyalla untuk menyerang Jokowi, salah satunya isu PKI.

"Kan memang bukan PKI. Pak Nyalla sudah ketemu saya di Surabaya. Sudah minta maaf tiga kali," ujar Jokowi di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (17/ 12).

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement