Senin 17 Dec 2018 19:13 WIB

Prabowo Sindir Elite yang Kerap tak Jalankan Amanah

Prabowo kembali menyebut Indonesia berpotensi punah.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) Prabowo Subianto menyindir elite yang dianggap gagal menjalankan amanah rakyat. Prabowo mengutarakan hal tersebut dalam pidato politiknya di Konferensi Nasional (Konfernas) Partai Gerindra di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Senin (17/12).

Di depan para pendukungnya, Prabowo mengungkapkan kekecewaanya kepada elite yang kerap memberi arah keliru terhadap kemajuan bangsa Indonesia. "Sudah terlalu lama elite yang berkuasa puluhan tahun, sudah terlalu lama mereka memberi arah keliru, sistem yang salah," kata Prabowo.

Baca Juga

Menurutnya, jika sistem yang keliru diteruskan, hal tersebut akan membuat Indonesia menjadi negara yang lemah. Bahkan, ia menyebut Indonesia berpotensi punah.

"Sistem ini kalau diteruskan akan mengakibatkan Indonesia lemah, Indonesia semakin miskin, dan semakin tidak berdaya bahkan bisa punah," ujarnya. 

Prabowo juga menyebut kekayaan bangsa Indonesia saat ini hanya 1.300 dollar per kapita. Hal itu, menurutnya, setara dengan kekayaan negara Burkina Faso, yakni negara di Afrika Barat.

"Ini yang tidak pernah diakui oleh elite kita, karena itu tidak ada jalan lain kita harus memenangkan pemilihan 2019," ucapnya. 

Konferesi Nasional Partai Gerindra dihadiri oleh sejumlah tokoh di antaranya  Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, dan Sekjen PAN Eddy Soeparno, Sekjen PKS Mustafa Kamal, dari Waketum Partai Demokrat Syarief Hasan, dan Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso.

Selain itu, turut hadir pula sejumlah tokoh Persaudaraan Alumni 212 dan Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) seperti Slamet Ma'arif, Al Khaththath, dan Yusuf Martak. Hadir juga Ketua KSPI Said Iqbal dan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.

Prabowo menyebut konferensi nasional digelar untuk persiapan menjelang pileg dan pilpres 2019. Kegiatan serupa juga pernah dilakukan ketika menjelang pilkada 2018.

"Karena pemilihan gubernur waktu itu, menjadi pertarungan antara kekuatan yang membela kebenaran dan keadilan, dan kekuatan yang ingin memperpanjang keadaan yang tidak benar dan tidak adil," tuturnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement