REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Libur Natal 2018 dan Tahun Baru (Nataru) 2019 dapat dijadikan sebagai momentun untuk meningkatkan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sehingga jangan dimanfaatkan sebagai aji mumpung.
"Ini momentum yang tepat untuk meningkatkan citra pariwisata DIY yang lebih baik yang betul-betul itu istimewa," kata Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo, kepada Republika.co.id.
Ia mengatakan, momen ini banyak yang dijadikan oleh sebagian masyarakat untuk menaikkan harga di atas rata-rata. Untuk itu, ia mengajak seluruh pelaku pariwisata untuk memberikan pelayanan yang baik.
"Kita mengajak semua pelaku pariwisata seperti transportasi becak dan andong dan sebagainya itu, mari kita berikan pelayanan yang baik. Jangan aji mumpung dengan memberikan harga yang berlebih, yang wajar-wajar saja," kata Deddy.
Ia pun mencontohkan, saat banyaknya wisatawan yang mengunjungi DIY, kuliner bahkan hingga tarif parkir seringkali diterapkan di luar harga biasa. Ia pun tidak mempermasalahkan jika sebagian pelaku pariwisata memanfaatkan momen ini, namun tetap pada hal yang sewajarnya.
Hal tersebut dilakukan untuk menjaga citra DIY sebagai unggulan wisatawan sebagai destinasi wisata. Selain itu, DIY sendiri, lanjutnya, pernah menjadi desa wisata terbaik di Indonesia.
"Ini menjadi kebanggaan dan beban tanggung jawab kita. Betul-betul desa wisata itu memberikan pelayanan yang baik. Citra ini yang harus dijaga," ujar Deddy.
Saat ini, reservasi kamar hotel di DIY sudah mencapai 60 persen untuk non bintang dan 80 persen unttk hotel berbintang. Tingkat reservasi ini pun meningkat sebesar 10 hingga 15 persen di tahun sebelumnya dalam periode yang sama. Ia pun menargetkan reservasi mencapai 90 persen saat Natal dan Tahun Baru nanti.