Ahad 16 Dec 2018 04:30 WIB

Menhan Ajak Ulama Jaga Persatuan Bangsa

Menhan mengajak ulama menjaga dan memperkokoh persatuan bangsa

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengajak para ulama dan pemimpin untuk menjaga dan memperkokoh persatuan bangsa demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menhan juga mengingatkan terkait ancaman berkembangnya radikalisme

"Para ulama dan umaro bersama TNI dan Polri senantiasa menjaga dan memelihara hubungan tali silaturahim. Silaturahim dapat memperkuat persatuan dan kesatuan untuk keutuhan NKRI. Jangan sampai terpecah-belah," kata Ryamizard.

Menhan menutukan itu, saat memberikan ceramah kebangsaan pada acara Silaturahim Ulama bersama Umaro, TNI dan Polri di Wilayah Pekalongan, di Pendopo Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu, seperti dikutip dalam siaran persnya.

Hadir dalam acara tersebut Bupati Pekalongan Asib Kolbihi, Rais 'Aam Jam¿iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Habib Luthfi bin Yahya, Danrem 071/Wijaya Kusuma Kolonel Kav Dani Wardhana, Kapolres Pekalongan Kapolres Pekalongan AKBP Wawan Kurniawan.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini menyambut baik diselenggarakannya acara silaturahim ini, karena merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan mulia. Apalagi, lanjut dia, silaturahim antara ulama dengan umaro, kalau tidak bersatu dan saling menghormati dapat mengakibatkan perpecahan bangsa.

"Saya ingin ulama dan umaro bersatu sesuai dengan tugas dan fungsinya atau kebersamaan masing-masing," kata purnawirawan Jenderal bintang empat ini.

Selain itu, Menhan Ryamizard juga mengingatkan tentang ancaman nyata saat ini yakni ancaman yang tujuannya mengubah pemikiran bangsa, contohnya ancaman terorisme dan paham radikalisme. Ia pun ingin semua memiliki pemahaman yang sama terhadap ancaman paham radikal tersebut.

"Mengerikan dan tidak masuk akal, bagaimana seorang ibu mengajak anaknya bunuh diri, tapi itu terjadi," tutur Menhan.

Bangsa Indonesia, tambah Ryamizard, harus waspada terutama berkembangnya pemikiran paham radikal yang dapat mempengaruhi generasi muda melalui sekolah-sekolah, universitas maupun pesantren. "Jadi ini tugas kita semua untuk memonitor dan menangkal ancaman tersebut," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement