Sabtu 15 Dec 2018 12:39 WIB

Tingginya Tensi Politik dan Kerukunan Antarumat Beragama

Indonesia masih masuk dalam kategori tinggi dalam hal kerukunan beragama.

Utusan Khusus Presiden Untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Syafiq A. Mughni (tengah) bersama para tokoh agama menjadi narasumber dalam refleksi akhir tahun dan proyeksi awal tahun di Jakarta, Kamis (13/12).
Foto:

Politik Pengaruhi Kerukunan Umat Beragama

Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag) melakukan survei kerukunan umat agama (KUB) di seluruh provinsi di Indonesia. Puslitbang Bimas Agama telah melakukan survei ini sejak 2015 silam.

Untuk tahun ini, rata-rata nilai indeks KUB tercatat 70,90. Jika dibandingkan dengan hasil survei indeks KUB 2017 yang mencapai 72,72, artinya indeks KUB tahun ini mengalami penurunan.

Dalam survei ini, Puslitbang melibatkan 1.360 pembantu peneliti yang disebar ke seluruh provinsi. Hasil survei ini dimuat dalam skor 0-20 sangat rendah, 21-40 rendah, 41-60 sedang, 61-80 tinggi, dan 80-100 sangat tinggi.

Sementara, semua provinsi di Indonesia memiliki skor di atas 60. Dengan demikian Indonesia masih masuk dalam kategori tinggi dalam hal kerukunan umat beragama.

‘’Jika skor indeks kerukunan masih berada di atas 60, masih bisa dikatakan rukun,’’ kata Ketua Tim Peneliti dalam survei KUB 2018, Raudatul Ulum, saat ditemui setelah seminar hasil survei indeks KUB di Jakarta, Kamis (13/12).

Ia mengungkapkan, provinsi yang meraih skor tertinggi dalam survei KUB tahun ini, yakni Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan skor 78,9. Sementara yang terendah, Sumatra Barat dengan skor 62,5.

Selain itu, ada beberapa daerah yang mengalami peningkatan kerukunan, yaitu Banten dan Aceh. Indeks KUB di Banten mencapai skor 65,9, sedangkan Aceh 64,1.

‘’Dulu (skornya) 60-an mereka, sekarang 64 dan 65. Ini menarik,’’ ujar Raudatul.

Mengenai turunnya indeks KUB tahun ini, Kapuslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Muharram Marzuki menilai, hal itu bukan hal yang terlalu serius. Menurut dia, ada banyak faktor yang memengaruhi penurunan indeks KUB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement