REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Potensi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS TK) sementara ini tergarap 26,72 persen dari potensi sebanyak 2,81 juta pekerja di Sumatera Selatan. Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) Arief Budiarto di Palembang, Kamis (13/12) lalu, mengatakan berdasarkan data terakhir terdapat 753.088 pekerja per 31 Oktober 2018 dari total potensi tersebut.
"Kami akan garap potensi itu di sisa bulan tahun ini dan bisa dilanjutkan pada tahun depan karena potensi kepesertaan di Sumsel ini cukup besar," kata dia.
Arief memaparkan kepesertaan pekerja di Sumsel didominasi pekerja jasa konstruksi seiring maraknya proyek infrastruktur di daerah tersebut, seperti Light Rail Transit (LRT), jalan tol dan proyek pemerintah daerah.
Sehingga, dari total 753.088 pekerja yang menjadi peserta, 434.580 merupakan pekerja jasa konstruksi. Bahkan realisasi kepesertaan dari sektor itu tercatat sebesar 201,66 persen dari potensi yang didapat pihaknya sebanyak 215.469 peserta. Sementara untuk pekerja penerima upah tercatat sebanyak 292.447 yang sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, atau baru 22,48 persen dari potensi sebanyak 1,3 juta pekerja.
"Mereka banyak bekerja di sektor perkebunan, sub kontraktor migas, tambang batu bara, nonASN dan perangkat desa," kata dia.
Arief melanjutkan untuk kepesertaan pekerja bukan penerima upah tercatat paling rendah yakni hanya dua persen atau baru 26.061 pekerja dari potensi 1,3 juta pekerja informal di Sumsel. Arief mengemukakan mayoritas tenaga kerja informal berprofesi sebagai petani, nelayan dan wirausaha rumahan (home industry). Untuk memperbesar garapan kepesertaan tahun depan, kata Arief, pihaknya tetap melanjutkan strategi yang sekarang telah dilaksanakan.
Salah satunya menggandeng pihak ketiga yang memiliki peran lebih kuat untuk menggaet perusahaan mendaftarkan tenaga kerjanya sebagai peserta, yakni kejaksaan dan dinas tenaga kerja setempat. BPJS Ketenagakerjaan juga telah membentuk Desa Sadar Jaminan Sosial untuk menggarap kepesertaan di sektor usaha yang potensial, seperti Perkebunan.
"Melalui program desa sadar itu kami bisa mengenalkan apa itu BPJS Ketenagakerjaan dan saya pikir itu cukup berhasil," kata dia.
Arief menambahkan pihaknya telah membuat Desa Sadar Jaminan Sosial di delapan desa yang ada di Sumsel. Keberhasilan program tersebut, kata dia, terlihat dari adanya keinginan mendaftar jadi peserta dari pihak aparatur desa, seperti kepala desa dan perangkatnya.
Selain itu, dia melanjutkan, pihaknya juga telah membentuk sistem keagenan Penggerak Jaminan Sosial (Perisai) untuk memperluas cakupan kepesertaan terutama dari sektor informal. Di Palembang sudah ada 44 agen Perisai yang telah mengumpulkan sebanyak 5.400 peserta, mereka ini terus menyosialisasikan BPJS Ketenagakerjaan ke masyarakat," kata dia.