Kamis 13 Dec 2018 19:39 WIB

UMM Bakal Buka Lima Sekolah Bidang Keahlian

UMM berencana mendirikan Institut Pendidikan Vokasi (IPV).

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution (tengah) dan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fauzan (kanan) memberikan keterangan pers seusai kegiatan kuliah umum, di Hall Dome UMM, Kamis (13/12).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution (tengah) dan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fauzan (kanan) memberikan keterangan pers seusai kegiatan kuliah umum, di Hall Dome UMM, Kamis (13/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  MALANG -- Rektor UMM, Fauzan menyatakan, akan  merencanakan pendirian Institut Pendidikan Vokasi (IPV) dalam waktu dekat. Untuk mengawalinya, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan membuka lima sekolah bidang keahlian.

"Yakni sekolah desain dan media, TIK dan elektronika, bisnis dan manajemen, jesehatan dan hospitality serta agribisnis," kata Fauzan di Hall Dome UMM, Kamis (13/12).

Kelima sekolah keahlian ini, kata dia, akan dibangunkan gedung seluas 20 hektar di wilayah Karangploso, Kabupaten Malang. Selanjutnya, jika kelima IPV ini sudah terlihat kemajuannya, UMM akan terus menambah sekolah bidang keahlian lainnya.

Menurut Fauzan, upaya pendirian sekolah keahlian ini pada dasarnya untuk berkontribusi penuh dalam menyukseskan perkembangan industri di masa sekarang. Usaha yang akan dilakukan UMM ini juga sudah mendapat dukungan penuh dari Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.

Seperti diketahui, industri 4.0 yang bertumpu pada cyber physical system telah hadir dan sedang mengubah secara radikal cara manusia berkehidupan, bekerja dan berkomunikasi. Robot, mesin cerdas dan Internet of Things (IoT) sudah mulai mengambil alih pekerjaan rutin dan manual yang dilakukan manusia.

Sekitar 35 persen keterampilan dasar akan hilang pada sepuluh tahun ke depan. "Digantikan oleh jenis-jenis pekerjaan baru yang belum ada sebelumnya," ujar Fauzan.

Agar selalu relevan dengan tuntutan perubahan zaman, Perguruan Tinggi (PT) harus memformat ulang dan melakukan transformasi mendasar visi layanan pendidikannya. Perannya tidak lagi menyiapkan lulusan yang pekerjaannya telah digantingan robot dan mesin pintar. Kampus juga harus membekali lulusannya dengan kecakapan dan literasi multidisiplin yang dibutuhkan.

Berdasarkan survei, sebanyak 20 CEO Top Indonesia mengaku tidak mendapatkan lulusan Perguruan Tinggi sesuai dengan apa yang dikehendaki perusahaan. Hal ini sangat disayangkan karena hanya sedikit dari lulusan yang bekerja sesuai dengan bidangnya. Situasi tersebut menjadi pengantar UMM mendirikan Institut Pendidikan Vokasi (IPV) UMM.

Menurut Fauzan, IPV ini nantinya memiliki visi pelopor dalam memajukan talenta. IPV akan melayani mulai dari masyarakat umum dewasa, anak-anak lulusan SMA/SMK dan juga civitas akademika UMM sendiri. Mereka akan mendapatkan kesempatan untuk menambah dan meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap sesuai talenta dan minatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement