REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Jalur utama Kota Padang menuju Kota Solok hingga Provinsi Jambi, tepatnya di Panorama Dua, tertutup material longsor pada Rabu (12/12) pagi ini. Akibatnya, jalan nasional tersebut tak bisa dilewati kendaraan roda dua atau roda empat.
Terputusnya jalur ini membuat Kota Padang semakin 'terkurung', setelah pada Senin (10/12) lalu jalur utama Padang-Bukittinggi putus total akibat jembatan ambruk. Tingginya intensitas curah hujan di Sumatra Barat menjadi pemicu berbagai bencana, termasuk banjir hingga tanah longsor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Barat Erman Rahman menyebutkan, kejadian longsor di Panorama Dua pagi ini tidak mengakibatkan korban jiwa. Namun, dilaporkan ada satu unit mobil Avanza terseret longsor. Beruntung, pengemudi dan penumpang di dalamnya berhasil selamat.
"Kejadian longsor di Sitinjau Laut dipicu tingginya curah hujan yang tak henti-henti mengguyur sejak Selasa (11/12) malam," kata Erman Rahman, Rabu (12/12).
Longsor yang menimbun jalur Padang-Solok di Sitinjau Laut
Erman menyebutkan, pihaknya bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) PT Semen Padang sedang berupaya maksimal untuk membersihkan material longsor. Dinas PUPR Provinsi Sumbar juga sudah mengirim alat berat untuk mempercepat proses pembersihan.
Jalur Padang-Solok menjadi favorit bagi pengendara yang akan melakukan perjalanan dari Kota Padang menuju Bukittinggi, dan sebaliknya pas ambruknya jembatan di Kayu Tanam. Jalur ini dianggap paling aman dibanding jalur alternatif lainnya yakni Sicincin-Malalak yang memiliki topografi berbukit curam. Akibat kejadian longsor pagi ini, kemacetan terjadi hingga mencapai 6 kilometer (km).