Rabu 12 Dec 2018 04:50 WIB

Pengamat: BPN Prabowo-Sandi 'Mengusik Kandang' Banteng

Pengamat mengatakan selama ini PDIP belum pernah kalah di wilayah Jawa Tengah.

Rep: Mabruroh/ Red: Bayu Hermawan
Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago
Foto: Pribadi
Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, selama ini wilayah Jawa Tengah merupakan basis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Menurutnya, rencana pemindahan markas Badan Pemenangan Nasional (BPN) akan menjadi tantangan tersendiri, apakah bisa merebut suara warga Jateng untuk mendukung Prabowo-Sandi.

Pangi mengatakan figur, efektifitas mesin partai dan membaca trend perilaku pemilih adalah variabel penting dalam perspektif tringulasi pemilu. Misalnya menganalisis dari perspektif trend perilaku pemilih di Jawa Tengah.

Di Jateng, pemilih generasi tua atau generasi X adalah termasuk kategori pemilih ideologis, trah Soekarnoisme dan nasionalis menjadi pertimbangannya dalam memilih. Dan masyarakat Jawa Tengah khususnya generasi X ini sangat terikat dengan sejarah dan kedekatan dengan partai PDIP atau sering disebut juga partai ID.

"Dengan demikian dapat kita katakan bahwa Jawa Tengah pemilih emosional itu masih cukup besar. Faktanya memang dalam sejarahnya PDIP belum pernah kalah di kandang Banteng Jawa Tengah," katanya, Selasa (11/12).

Namun bagaimana dengan pemilih generasi Z atau generasi melenial terang Pangi, akan berbeda lagi pandangan mereka karena telah terkontaminasi gawai internet dan banyak sumber informasi. Segmen pemilih milenial ini menurutnya adalah celah yang sangat potensial dan menjadi peluang bagi Prabowo di Jawa Tengah.

"Ini menjadi tantangan tersendiri dan unik bagi Prabowo, apakah mampu dan berhasil melakukan zona market di Jawa Tengah? memperluas basis dan melakukan penetrasi dan mengusik kandang Banteng," ujarnya.

Namun dengan catatan, kejarnya, perluasan basis pemilih tetap memperhatikan dan menjaga basis utama agar jangan sampai kebobolan. Jangan sampai terlalu fokus di basis lawan sehingga basis sendiri menjadi terancam.

Pertanyaanya lanjut dia, pemindahan posko pemenangan Prabowo apakah bakal mengusik kandang banteng. Atau justru untuk menguji dan membuktikan bahwa tim pemenangan Jokowi, relawan dan tim sukses di grassroot makin solid.

"Tim Jokowi-Ma’ruf tidak perlu reaktif melihat dan merespon fenomena ini, karena hal yang sama juga dilakukan Jokowi dengan lebih agresif dan massif mengunjungi, menyalami, menyapa terutama penetrasi zonasi pada basis Prabowo seperti Jawa Barat dan Sumatera Barat," kata Pangi.

Dengan demikian, tambahnya, mendatangi pemilih di luar basis sendiri adalah suatu hal yang normal dan wajar. Kubu Prabowo-Sandi barangkali menyadari betul berkampanye di basis sendiri tidak akan menambah suara namun tetap menjaga gawang dibasis sendiri pada saat yang sama melakukan perluasan basis dan penatrasi di kandang lawan.

"Saya yakin, baik kubu Prabowo maupun kubu Jokowi sadar dan tahu betul di mana basis massa masing- masing dan di mana titik lemah mereka," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement