REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merespons rencana pemindahan markas perjuangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke Jawa Tengah. Kader PDI Perjuangan itu menyampaikan tim kampanye daerah telah memiliki metode untuk mengantisipasi perubahan strategi dari rival politik.
“Enggak boleh meremehkan siapapun. Apapun yang diikhtiarkan oleh pihak lawan adalah bagian dari warning buat kita. Jadi kita gak boleh menyepelekan, gak boleh 'over confidence' dan semua harus kerja keras," kata Ganjar ditemui di halaman Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (11/12).
Selain itu, ia optimistis, dukungan masyarakat ke partainya tidak berubah. Menurut Ganjar, kader dan pendukung PDI Perjuangan di Jawa Tengah tetap solid dan memperjuangkan pemenangan Capres dan Cawapres 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Ganjar menjelaskan asumsi dukungan politis yang saat ini ada mengacu pada pemilihan gubernur pada Juni 2018. Ganjar bersama Taj Yasin yang didukung oleh PDI Perjuangan dan PPP berhasil meraih kemenangan.
Sebagai gubernur Jawa Tengah, Ganjar juga meminta masyarakat tetap menjaga situasi politik. Caranya, ia menyebutkan, tidak menyebarkan politik pecah belah, dan ungkapan yang menyinggung isu SARA.
"Yang penting satu saja, apapun yang terjadi yuk kita jaga agar tidak ada politik pecah belah, politik SARA, saling benci. Tunjukan kehebatan dua calon presiden ini, bukan kejelekannya," kata Ganjar.
Sebelumnya, Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Sudirman Said pada Sabtu (8/12) mengungkapkan pemindahan markas perjuangan Prabowo-Sandiaga ke Jawa Tengah. Jokowi dan Ma'ruf Amin merupakan Capres-Cawapres Nomor Urut 01 dalam Pemilihan Presiden 2019. Rival politiknya pada pilpres kali ini adalah Capres-Cawapres Nomor Urut 02 yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.