REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Balai Jalan Nasional Wilayah III Kota Padang, Sumatra Barat mulai mengerjakan jembatan bailey sebagai jembatan darurat yang menghubungkan ruas Kota Padang menuju Bukittinggi. Sebelumnya pada Senin (10/12) sore kemarin, jembatan di Korong Pasa Usang Nagari Kayu Tanam, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman ambruk karena debit air sungai yang tinggi.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) III Padang, Aidil Fiqri, menyebutkan bahwa jembatan darurat yang dibangun bersifat prepabrikasi meski tetap menggunakan rangka besi. Nantinya, kendaraan yang melintas di atasnya tak boleh lebih dari 2 ton beratnya.
"(Pengerjaan berapa lama) saya lihat dulu, karena tergantung kendala di lapangan karena tahap sekarang ini harus pembersihan dulu, bongkar-bongkar dulu, ada yang menganggu dan adanya pohon-pohon," kata ujar Aidil, Selasa (11/12).
Setelah merampungkan pengerjaan jembatan bailey, Balai Jalan juga akan menggaran desain jembatan permanen sebagai pengganti jembatan lama yang runtuh. Nanti juga akan dilakukan lelang cepat atau proses penunjukan langsung karena kejadian kemarin disebabkan bencana alam.
"Kalau diizinkan Pak Dirjen, sambil menunggu penyiapan anggaran melalui proses alat anggaran yang diajukan dulu paling tidak kami sudah melakukan pelelangan atau proses pengadaan pra kontrak karena ini harus cepat," ujar Aidil.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Padang Pariaman, Iptu Yuliandi, menambahkan bahwa pengendara dari arah Kota Bukittinggi menuju Kota Padang bisa menempuh jalur via Solok. Jalur ini dianggap paling aman meski waktu tempuhnya lebih panjang. Sedangkan untuk pengendara dari Kota Padang menuju Bukittinggi, polisi telah menyiagakan anggotanya di tiga titik pengalihan arus lalu lintas.
Titik pertama pengalihan arus berada di simpang 3 Sicincin. Pengendara yang menuju Bukittinggi via Padang Panjang diminta belok ke kiri melalui Malalak, Agam. Meski begitu untuk jalur Malalak ini, polisi tidak menyarankan untuk dilalui saat hujan deras melanda. Alasannya, jalur Malalak yang berbukit dan jalurnya berada di lereng tebing dianggap rawan longsor.
Titik pengalihan kedua berada di simpang lintas Lubuk Alung. Pengendara dari arah Kota Padang menuju Bukittinggi diminta belok kiri ke arah Kota Pariaman menuju Agam. Jalur ini lebih 'memutar' namun dianggap lebih aman dilalui.
Titik pengalihan ketiga berada di simpang Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Khusus di lokasi ini, truk-truk dan kendaran berat lainnya yang menuju Bukittinggi diminta berbelok menuju Sitinjau Lauik untuk selanjutkan melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi via Solok. Yuliandai memastikan polisi akan bekerja maksimal agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di jalur Padang-Bukittinggi dan sebaliknya, khususnya di jalur alternatif.
"Arus lalin (lalu lintas) sudah lancar, tidak ada kemacetan setelah pengalihan arus. Tapi tetap untuk jalur utama di jembatan putus tidak bisa dilalui baik kendaraan roda dua dan roda empat," katanya.