REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Air dan Sumber Daya Air, Firdaus Ali mengatakan proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) tetap berjalan. Menurutnya, pembangunan tanggul laut raksasa itu penting untuk mencegah banjir rob di Jakarta.

"NCICD (national capital integrated coastal development) tetap jalan. Sekarang dibawah Kementerian PUPR," kata Firdaus di Jakarta, Senin (10/12).

Firdaus mengatakan, NCICD merupakan pengembangan dari giant sea wall. Menurutnya, proyek NCICD tidak hanya melibatkan Pemprov DKI Jakarta, namun juga Pemprov Banten dan Pemprov Jabar. "Saat ini rencana tersebut sedang dimatangkan di pemerintah pusat, dengan melibatkan tenaga ahli dari Belanda, Korea, Jepang dan Indonesia," ujarnya.

Firdaus menjelaskan, NCICD merupakan pengembangan lebih terpadu dari giant sea wall. Sebab dalam NCICD tidak hanya membangun tanggul saja, namun juga pengembangan kawasan dan wilayah.

"Aspek macam-macam lingkungan, keterpaduan, finansial ekonomi, pengembangan kawasan pantai, tanggul juga akan dijadikan jalur untuk kereta api dan tol sehingga orang tidak perlu lagi masuk ke dalam kota," jelasnya.

Firdaus berharap, program tanggul pantai NCICD ini bisa segera rampung studi atau desainnya tahun akhir 2018, namun memang tampak akan diperpanjang studi atau desainnya sampai akhir 2019. Ia mengatakan, jika tidak ada halangan kemungkinan tahun 2020 sudah bisa dilakukan groundbreaking.

"Karena ini untuk menahan rob dan kedua juga Jakarta tidak tenggelam," ucapnya.

Untuk diketahui, Gubernur DKI Anies Baswedan menilai proyek pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall di utara Jakarta harus dipertimbangkan ulang. Menurut dia, Jakarta butuh pembangunan tanggul pantai.

"Yang benar-benar dibutuhkan di Jakarta adalah tanggul pantai. Jadi, wall yang sepanjang pesisir pantai kita,” kata Anies.

Ikuti Whatsapp Channel Republika