Sabtu 08 Dec 2018 18:02 WIB

Karanganyar Andalkan Donator perbaiki Tangga Gunung Lawu

Revitalisasi tersebut diharapkan selesai pada 2020.

Wisatawan menikmati suasana alam pegunungan di lereng Gunung Lawu, Magetan, Jawa Timur, Selasa (11/9).
Foto: Antara/Siswowidodo
Wisatawan menikmati suasana alam pegunungan di lereng Gunung Lawu, Magetan, Jawa Timur, Selasa (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Pemerintah Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah akan mengandalkan dana dari donatur untuk memperbaiki anak tangga di kawasan Gunung Lawu. Pemerintah daerah mengaku sudah ada beberapa pihak yang ingin berdonasi.

"Pembangunan anak tangga ke Gunung Lawu sekarang dalam tahap perencanaan teknis karena memang tidak boleh ada kerusakan, hanya menyempurnakan jalan yang sudah ada," kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Titis Sri Jawoto di Karanganyar, Sabtu (8/12).

Ia mengatakan langkah tersebut dilakukan mengingat pengelolaan Gunung Lawu langsung di bawah pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Oleh karena itu perbaikan tersebut tidak bisa mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Karanganyar.

Meski belum ada kerja sama secara resmi, dikatakannya, sudah ada beberapa pihak yang siap menjadi donatur atau relawan. "Sudah ada beberapa perusahaan yang siap mengucurkan dana melalui Program CSR (tanggung jawab sosial perusahaan). Meski demikian kami juga terbuka untuk relawan dari individu maupun komunitas," katanya.

Saat ini, pemerintah daerah tengah menghitung anggaran perbaikan. Pihaknya berharap revitalisasi anak tangga tersebut bisa selesai pada tahun 2020.

Menurut dia, tidak ada aturan nominal tertentu terkait keterlibatan donatur. Ia mengatakan donatur bisa memberikan bantuan dalam bentuk uang maupun barang.

"Teknisnya adalah kami berikan kapling untuk mereka kerjakan sendiri tetapi dalam pengawasan kami. Misalnya mereka sanggup membantu 100 meter anak tangga, maka bisa bantu 200 keping paving," katanya.

Salah satu hal yang dijaga adalah pembangunan tersebut tidak boleh merusak lingkungan gunung. "Kami harus mengkaji potensi negatif misalnya merusak, harus cari cara agar tidak merusak. Harus ramah lingkungan, jadi tidak kami cor, pakai paving blok saja," katanya.

Untuk memastikan tidak adanya masalah di kemudian hari, pihaknya juga akan mengemas konsep tersebut dengan baik, di antaranya dari sisi perencanaan konstruksi, pengendalian dan sistem penghimpunan relawan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement