Sabtu 08 Dec 2018 06:17 WIB

Menggerakkan Ekonomi Melalui Aplikasi Bedukmutu

Warga Muhammadiyah bisa berjualan dan membeli melalui aplikasi Bedukmutu.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andi Nur Aminah
Aplikasi Bedukmutu
Foto: tangkapan layar
Aplikasi Bedukmutu

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Industri ritel kini jadi industri yang paling dicari oleh masyarakat. Bahkan, industri ini pun telah merambah online marketplace untuk memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.

Melihat peluang itu, Suryo Pratolo menciptakan sebuah aplikasi yang disebut Bela Beli Produk Muhammadiyah Bermutu (Bedukmutu). Ia menciptakan aplikasi ini juga dalam rangka memeratakan perekonomian, salah satunya melalui industri ritel dalam platform digital ini.

"Kan kita punya pegawai, kita punya mahasiswa, silakan membeli. Otomatis nanti warga Muammadiyah bisa berjualan melalui aplikasi ini," kata Suryo yang juga merupakan Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu.

Aplikasi ini mulai dikembangkan sejak 2016. Hingga saat ini, sudah ribuan produk dari warga Muhammadiyah yang ditawarkan. Mulai dari berbagai macam kuliner, fashion, hingga jasa juga ditawarkan. "Kuliner saja sekitar 1.200 jenis, belum fashion yang hampir 2.000 an, belum jasa cuci motor, cuci mobil," tambahnya. 

Suryo mengatakan, transaksi yang terjadi per bulannya mencapai Rp 1,4 miliar. Anggota yang bergabung telah lebih dari 5.000 anggota. Saat ini, aplikasi Bedukmutu ini juga masih terus dikembangkan.

Awal dibentuknya aplikasi ini dimulai dengan menggalakkan gerakan membeli. Tujuannya meningkatkan dan memeratakan perekonomian masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah. Namun, gerakan ini tidak terlalu efektif.

Untuk itu, Suryo melakukan strategi dengan berinovasi untuk menciptakan aplikasi ini yang juga memudahkan warga Muhammadiyah dalam bertransaksi. Bedukmutu dapat diakses melalui situs Bedukmutu.com.

Ia berharap, hal ini terus didukung oleh warga Muhammadiyah. Tentunya dengan terus bertransaksi melalui aplikasi tersebut. Hal ini dapat menjaga eksistensi dari gerakan membeli melalui aplikasi Bedukmutu.

"Diharapkan 10 persen dari gaji pegawai (UMY) dibelanjakan di Bedukmutu, karena kalau tidak ada yang membeli maka kita tidak akan bergerak," ujarnya.

Dalam memaksimalkan transaksi yang terjadi melalui aplikasi ini, juga dikembangkan sosialisasinya kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa UMY. Berbagai //voucher pun juga diberikan, guna meningkatkan minat warga Muhammadiyah untuk bertransaksi melalui aplikasi Bedukmutu.

"Kita juga memberikan voucher ke pegawai yang rutin membeli, sehingga bergulir ke teman-temannya sendiri. Kita kembangkan juga ke mahasiswa dan alumni serta keluarga Muhammadiyah di Yogya ini," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement