REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian tengah memburu seseorang berinisial A yang merupakan tekong atau perekrut tenaga kerja, terkait penemuan mayat di Selat Malaka, Bengkalis beberapa waktu lalu. Pencarian A dilakukan dengan kerja sama Kepolisian Malaysia.
"Dari hasil pemeriksaan muncul info ada salah satu seseorang inisial A ini yang diduga tekong, penyidik melalui LO (liaison officer) mencari tahu alamat A ini. Melalui LO bekerja sama dengan PDRM (kepolisian Malaysia)," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Syahar Diantono, Kamis (6/12).
Sebanyak 11 mayat telah ditemukan hingga Kamis (6/12). Namun, Syahar menyatakan, pihaknya belum bisa memastikan bahwa mereka merupakan tenaga kerja ilegal atau terafiliasi dengan petrkrutan tenaga kerja ilegal. Meskipun, kepolisian juga juga telah memeriksa keluarga jenazah tersebut.
"Kalau hasil pemeriksaaan keluarga kita belum bisa pastikan TKI ilegal atau tidak, kepastian kalau kita sudah bisa memeriksa mister A apa terkait TKI ilegal atau tidak," kata Syahar.
Hingga Kamis, sebanyak sebelas mayat ditemukan di Selat Malaka, Bengkalis sepanjang 22 hingga 29 November 2018. Polres Bengkalis, Riau pun berupaya melakukan identifikasi. Hasil upaya tim Disaster Victim Identification (DVI), tiga mayat telah teridentifikasi
Adapun mayat yang teridentifikasi adalah Mimi Dewi, Ujang Chaniago (38 tahun) warga Pesisir Selatan Sumatra Barat, dan Marian Suhadi (24 tahun) warga Langkat Sumatra Utara. "Dengan demikian, ada tiga mayat yang sudah teridentifikasi," kata Kabid Humas Polda Riau, Sunarto melalui pesan tertulisnya.
Sunarto menuturkan, kepolisian pun melakukan pengecekan kepada keluarga yang telah teridentifikasi untuk mengetahui siapa saja penumpang kapal, serta siapa yang membawa kapal tenggelam pada saat itu. Polisi juga berkoordinasi dengan kepolisian Malaysia.
"Kami melakukn Koordinasi dengan Police Marine Malaysia terkait kejadian tersebut," ujar Sunarto.