REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menghadapi momen Galungan, Natal, dan Tahun Baru bulan ini, sejumlah komoditas pangan, harganya naik di Bali. Khususnya daging ayam harga-harga di pasar tradisional saat ini berkisar Rp 39 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram (kg), dari harga normal Rp 36 ribu per kg.
"Harga daging ayam naik, jadinya harga telur ikut naik sejak sepekan terakhir" kata Wiwin, salah seorang pedagang di Pasar Padang Sambian, Denpasar kepada Republika.co.id, Kamis (6/12).
Wiwin mengatakan kenaikan harga terjadi hampir pada seluruh komoditas, termasuk sayur dan bumbu dapur. Ini biasa terjadi menjelang hari besar keagamaan, juga akhir tahun.
Harga telur ayam di Denpasar saat ini dijual di kisaran Rp 37.500 hingga Rp 38 ribu per krat, dari normalnya Rp 36 ribu hinggaRp 37 ribu per krat. Bumbu dapur yang mengalami kenaikan signifikan adalah bawang merah, dari Rp 22 ribu per kg menjadi Rp 27 ribu per kg. Harga bawang putih masih stabil, di kisaran Rp 20 ribu hinga Rp 21 ribu per kg.
Cabai rawit merah naik dari Rp 20 ribu per kg menjadi Rp 22 ribu per kg. Sementara cabai merah besar naik dari Rp 18 ribu per kg menjadi Rp 20 ribu per kg. Cabai merah keriting normal di kisaran Rp 20 ribu per kg.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Azka Subhan mengakui Desember adalah periode peak season pariwisata Bali, termasuk di dalamnya Galungan, Natal, dan Tahun Baru 2019. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Bali terus melakukan pengawalan pergerakan harga dengan fokus pada komoditas penyumbang inflasi akhir tahun.
"Komoditas penyumbang inflasi akhir tahun di Bali biasanya adalah bawang merah, cabai rawit, cabai merah, dan beras untuk sektor pertanian, sementara sektor peternakannya adalah daging ayam dan telur ayam ras," kata Azka.
TPID Provinsi Bali, sebut Azka telah meninjau harga secara langsung ke pasar-pasar strategis di Bali. Peninjauan ketersediaan pasokan komoditas pangan strategis juga dilakukan di gudang distributor.